Kerajaan Kutai
Prasasti yang berbentuk yupa atau tiang batu berjumlah tujuh buah ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Para ahli epigrafi berhasil membaca isi prasasti itu sehingga kita memperoleh berita tentang Kerajaan Kutai yang berkaitan dengan kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kerajaan itu diperkirakan muncul pada abad V M atau sekitar tahun 400 Masehi.
a. Kehidupan Politik
Menurut prasasti tersebut, raja
Kerajaan Kutai yang terbesar adalah Mulawarman. Ia adalah putra Aswawarman,
sedangkan Aswawarman adalah putra Kundunga. Ditilik dari nama sebutannya, para
ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman dan Aswawarman memperoleh pengaruh dari
India. Karena, di India juga ditemukan nama-nama serupa. Sebaliknya, para ahli mengatakan
bahwa nama Kundungga yang merupakan kepala suku itu adalah nama asli Indonesia.
Selain itu, prasasti Yupa juga menyebut Aswawarman sebagai Dewa Ansuman atau dewa Matahari dan dianggap sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja.
Raja Mulawarman sendiri telah
menganut agama Hindu. Bahkan dalam prasasti itu ditulis bahwa ia telah
menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Ia merupakan pendiri dinasti
dalam agama Hindu.
b. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial dalam Kerajaan
Kutai bisa dilihat dari pelaksanaaan upacara penyembelihan kurban. Salah satu
yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan sedekah berupa 20.000 ekor
lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu sendiri dilaksanakan di tanah suci yang
bernama Waprakeswara,yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa
itu, kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja Mulawarman
dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan harmonis.
c. Kehidupan Ekonomi
Ketujuh Yupa yang ditemukan di
sekitar Muarakaman tidak menyebutkan secara spesifik kehidupan ekonomi Kerajaan
Kutai. Hanya salah satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan
upacara korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk
golongan brahmana. Tidak ada sumber yang pasti tentang asal usul emas dan sapi
yang biasa digunakan untuk upacara-upacara kerajaan. Tetapi dari situ kita bisa
menduga bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas perdagangan.
d. Kehidupan Budaya
Karena Kerajaan Kutai telah
mendapat pengaruh agama Hindu, maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah
satu contohnya adalah pelaksanaan upacara penghinduan atau pemberkatan seseorang
yang memeluk agama Hindu yang disebut Vratyastoma.
Upacara tersebut dilaksanakan
sejak pemerintahan Aswawarman dan dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari
India. Baru pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut dipimpin oleh
kaum brahmana dari Indonesia. Dari situ kita bisa melihat bahwa kaum brahmana
dari Indonesia ternyata telah memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena
mampu menguasai bahasa Sanskerta. Karena, bahasa ini bukanlah bahasa yang dipakai
sehari-hari oleh rakyat India melainkan bahasa resmi kaum brahmana untuk masalah keagamaan.
Lanjut Membaca--> Negara Kerajaan Tarumanegara
Lanjut Membaca--> Negara Kerajaan Tarumanegara
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER