Nasionalisme di Turki

Nasionalisme di Turki
Bangsa Turki adalah campuran dari bangsa Mongol dengan bangsa-bangsa lain dari Asia Tengah. Kerajaan Turki didirikan oleh Usman I pada tahun 1290 sehingga kerajaan Turki juga disebut sebagai kerajaan Turki Usmani. Turki menjadi kerajaan yang sangat kuat & besar, sebab kehebatan tentara Turki yang disebut Janisari. Pada tahun 1453 Konstantinopel atau Byzantium Ibu kota Romawi Timur jatuh ke tangan Turki. Puncak kekerasan Turki pada zaman pemerintahan Sulaiman I (1520-1566). Daerah jajahan Turki mencakup seluruh Asia Kecil & Timur Tengah sampai Persia, seluruh Balkan & Rusia Selatan, seluruh pantai Utara Afrika dari Somalia sampai Aljazair.
Nasionalisme di Turki
Pada tahun 1575 kerajaan Turki mengalami kemunduran & merosot sekali sehingga dalam abad ke-19, Turki mendapat sebutan The Sick Man of Europe. Sebab-sebab kemunduran Turki antara lain;
  • Tidak ada lagi sultan yang kuat
  • Tentara Janisari merosot nilainya & justru menjadi pengacau
  • Pemerintah sangat lemah sehingga menyebabkan timbulnya krisis kekuasaan.
Setelah timbulnya imperialisme modern & dibukanya Terusan Suez, maka negara-negara Barat seperti Rusia, Inggris, Jerman, Italia, & Prancis menunggu jatuhnya Turki. Negara-negara Barat itu ingin memperebutkan daerah jajahan Turki sehingga menimbulkan masalah Balkan yang  berkisar tentang status dari kerajaan Turki & status dari daerah-daerah bekas jajahan Turki.

Sebuah dokumen rahasia penting bernama “Perjanjian St. Petersbur” berisi rencana pembagian wilayah Turki yang disusun pada tahun 1914 saat Perang Dunia I meletus ditemukan di Rusia pada masa Revolusi Bolsyweik pada Oktober-November 1917. Di dalam perjanjian itu jelas tertera bahwa wilayah kekuasaan Turki utara akan diberikan kepada Rusia, Turki Selatan & kepulauan Dedocanese akan diberikan kepada Italia. Syria Besar (Suriah & Libanon) akan diberikan kepada Prancis & sisanya di luar Jazirah Arabia akan diserahkan kepada Inggris. Sehingga, Inggris akan mendapatkan daerah Palestina, Mesir, Mesopotamia (Irak), & kawasan Teluk (Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Oman) serta Yaman.

Rusia ingin melihat Turki runtuh, namun Inggris tidak ingin Turki runtuh sama sekali karena jika Turki runtuh maka Rusia akan bisa mencapai Laut Tengah. Sedangkan Ustria & Prancis sependirian dengan Inggris karena tidak ingin Rusia masuk ke Balkan. Daerah jajahan Turki menjadi rebutan. Daerah Balkan diperebutkan oleh Rusia & Ustria. Mesir diperebutkan Inggris & Prancis. Balkan di tangan Ustria akan berarti sebuah penjajahan karena bangsa-bangsa Balkan tidak seagama dengan Ustria sehingga dikhawatirkan akan timbul pemberontakan. Jika Balkan di tangan Rusia berarti ancaman bagi Inggris, Prancis & Ustria. Sedangkan jika Balkan merdeka mungkin menjadi alternatif terbaik, namun Balkan juga tidak akan tenteram karena di Balkan dihuni oleh bangsa-bangsa yang saling bermusuhan.

Dari peristiwa-peristiwa itu nyatanya bahwa nasib Turki tergantung & ditentukan oleh bangsa-bangsa Barat yang saling berebut kekuasaan & tanah jajahan. Dalam kenyataannya, Turki ternyata tidak hancur sama sekali. Pada tahun 1913 Gerakan Turki Muda mengadakan kudeta yang dipimpin oleh Anwar Bey sehingga Sultan Turki hanya sebagai lambang saja. Selama Perang Dunia I, Turki memihak kepada Jerman karena benci kepada Rusia yang selalu mengancam Turki. Tentara sekutu menyerang Turki namun tetap gagal karena Mustafa Kemal Pasha beserta rakyat Turki mempertahankannya. Hanya karena mendapat bantuan dari Abdullah & Faisal, anak Hussein, akhirnya Inggris bisa mengalahkan Turki. Kemudian terjadilah perjanjian Sevres yang isinya;
  • Darah Turki hanya mencakup Konstantinopel & Anatolia
  • Symrna & Tracia diberikan kepada Yunani
  • Selat Bosporus, Marmora, & Dardanela dijadikan daerah Internasional
  • Armenia menjadi negara merdeka
Konggres Nasionalis Turki di Sivas pada 1919 memprotes keras pendudukan Turki oleh Sekutu, pembentukan negara Armenia & dipecah-pecahnya wilayah Turki menjadi beberapa bagian. Kemal Pasha semakin menanjak & berpengaruh. Pemerintahan sementara di Ankara yang didirikan oleh Kemal Pasha tidak mau mengakui Sultan Muhammad VI sebagai kepala negara. Tentara Yunani kemudian bergerak ke Ankara untuk mendesak Kemal Pasha tetap berusaha mempertahankan Turki, maka pihak sekutu mencabut isi Perjanjian Sevres & diganti perjanjian baru di Lausane pada tahun 1923 yang berisi;
  • Daerah sekitar Konstantinopel dikembalikan kepada Turki
  • Turki melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan Turki
  • Selat Bosporus, Dardanela & Marmora terbuka untuk semua kapal
  • Turki tidak usah membayar rampasan perang
Turki kemudian mengadakan reorganisasi dalam negeri. Jabatan sultan & Khalifah dihapus. Pada tahun 29 Oktober 1923 diproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai Perdana Menteri. Dalam perkembangan selanjutnya, Mustafa Kemal Pasha memerintah Turki secara diktator. Hanya ada satu partai yang boleh berdiri yakni Partai Rakyat. Demokrasi tidak diperkenankan. Pembangunan Turki dijalankan atas dasar Kemalisme atau filsafat Kemal Pasha yang menyatakan bahwa kebahagiaan terletak dalam kehidupan hidup. Sesuatu bangsa tidak bahagia jika tidak merdeka.

Mustafa Kemal Pasha menjalankan modernisasi Turki dengan tangan besi. Orang-orang yang menentang kebijaksanaannya disingkirkan. Dalam beberapa puluh tahun  saja. Turki sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Modernisasi yang dilakukan Mustafa Kemal Pasha;
  • Turki menggunakan UUD baru yang menetapkan bahwa ekonomi negara berdasarkan statisme artinya perusahaan-perusahaan partikulir boleh berdiri, namun dipimpin oleh negara.
  • Perkawinan sipil diharuskan & melarang poligami serta kesetaraan gender.
  • Abjad Arab diganti dengan Latin serta hari Minggu menjadi hari Libur Umum.
  • Setiap orang diharuskan mempunyai nama keluarga.
  • Ankara dijadikan Ibu Kota Turki & dibangun secara modern.
  • Angkatan perang diperkuat.
  • Rencana Pembangunan Lima Tahun yang menitikberatkan pada perindustrian & pertanian.
Pada 1938, Kemal Pasha wafat & digantikan oleh Ismet Inonu. Pada saat Perang Dunia II, Turki pada mulanya bersikap netral, namun kemudian berpihak kepada Sekutu & mengumumkan perang kepada Jerman, Jepang, & Italia. Pada awalnya komunisme berkembang di Turki, namun akhirnya bisa bereskan. Berdasarkan hal itu, Amerika Serikat memberikan bantuan militer kepada Turki berdasarkan Truman Doctrine pada tahun 1947. Hubungan baik Turki dengan Amerika Serikat semakin diperluas dengan masuknya Turki menjadi anggota NATO, meskipun Turki tidak terletak di tepi laut Atlantik. Turki kemudian juga menjadi anggota Pakta Baghdad.
Sudah di Revisi
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!

0 Response to "Nasionalisme di Turki"

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog ReadyyGo :
1. Kalimat atau Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk & Jenisnya.
4. Link Aktif atau Mati, Tidak Dipublikasikan & Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi.
6. Anda dapat request artikel lewat kolom komentar ini.

Terimakasih Atas Pengertiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel