Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern

Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern
1. Pengertian Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya adalah suatu proses, perbuatan / cara mewarisi budaya di dalam masyarakat. Proses tersebut dinamakan juga socialitation. Dalam proses tersebut seorang individu mengalami pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan kelompoknya. Budaya diwariskan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Hanya saja dalam proses pewarisan budaya menghendaki adanya penyempurnaan sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Malinowski menyebutnya Cultural Determinism artinya segala sesuatu yang ada di dalam masyarakat ditentukan oleh budaya yang dimiliki masyarakat.

2. Hubungan antara Kebudayaan dan Kepribadian
M.J. Herskovits memandang budaya sebagai sesuatu yang super organic karena budaya bersifat turun-temurun meskipun masyarakat senantiasa silih berganti yang disebabkan oleh adanya kematian dan kelahiran.
Theodore M. Newcomb mengatakan kepribadian menunjuk pada sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi sesuatu keadaan.
Kepribadian banyak dipengaruhi adat istiadat pengasuhan anak-anak. Anak-anak diasuh oleh orang-orang dalam lingkungannya, ibu, ayah, dan saudara. Jika anak-anak sudah dewasa, beberapa watak yang seragam akan menonjol pada individu yang sudah dewasa itu. Lanton dan Kardiner kepribadian dasar (basic personality structure). Berdasarkan konsep yang diajukan Lanton dan Kardiner, kemudian muncul konsep kepribadian Timur dan kepribadian Barat.
Prof. Dr. Koentjaraningrat menyatakan bahwa kepribadian adalah watak khas seseorang yang tampak dari luar, sehingga orang luar memberikan kepadanya sesuatu identitas khusus. Jadi, kepribadian dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, cara hidup di kota atau di desa, agama, profesi, dan kelas sosial.

Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan hubungan antara kebudayaan dan kepribadian berikut ini;
hubungan antara kebudayaan dan kepribadian
Keterangan bagan:
Kepribadian mengacu pada ciri-ciri khas dan sifat-sifat yang mewakili sikap sekarang. Kepribadian adalah pola-pola pemikiran, peranan, konsep diri, mentalitas, dan segala kebiasaan-kebiasaan. Individu dan perilakunya disesuaikan dengan masyarakat dan kebudayaannya.
a. Kepribadian yang selaras dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial
1) Lingkungan alam
Lingkungan alam adalah keadaan tanah, iklim, flora, dan fauna di sekitar individu. Keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya sebagai tempat hidup yang memberi hidup manusia. Dalam hubungan ini dibutuhkan sikap tertentu yang tidak hanya menganggap lingkungan alam sebagai objek sumber kehidupan melainkan sebagai teman dalam menghadapi kehidupan. Makna lingkungan alam bagi manusia ada 7, yakni;
  • Manusia mempunyai ikatan dengan alam yang sifatnya religius.
  • Motivasi etis dapat mendasari kecintaan terhadap alam, yang dasarnya adalah rasa keindahan.
  • Alam menghidupi manusia karena flora dan fauna memberikan bahan untuk sandang, pangan, dan papan.
  • Alam merupakan serikat bagi manusia dalam mempertahankan diri terhadap bencana seperti badai, gempa bumi, banjir, dan pencemaran.
  • Alam mempunyai arti yang penting bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
  • Alam menjadi sumber kesehatan, rekreasi, dan kesenian.
Jadi, pengelolaan sumber daya alam (eksplorasi dan eksploitasi) tidak bersifat merusak. Sumber-sumber alam berupa tanah, air, hutan, dan sumber alam lainnya harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia.

2) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri atas individu maupun kelompok yang berada di sekitar manusia. Di dalam masyarakat akan dijumpai lapisan-lapisan sosial yang menghasilkan kepribadian masing-masing.
Individu disebut berkepribadian apabila pola perilakunya yang khas diproyeksikan pada lingkungan sosialnya.
Jadi, satuan lingkungan sosial mempunyai karakteristik yang berbeda fungsi, struktur, peranan dan proses-proses sosialisasinya. Posisi peranan dan perilaku individu diharapkan selaras dengan lingkungan seperti situasi berikut;
a) Individu dengan keluarga. Peranan individu ditentukan adat istiadat, norma-norma, dan nilainilai serta bahasa yang ada pada keluarga itu melalui proses sosialisasi dan internalisasi.

b) Individu dengan lembaga. Tumbuhnya individu ke dalam lembaga sosial berlangsung melalui proses sosialisasi. Posisi dan peranan individu dalam lembaga sosial sudah di bakukan berdasarkan moral adat/hukum yang berlaku.

c) Individu dengan komunitas-komunitas diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
  • Teoritis yang terbatas.
  • Keorganisasian tata hidup bersama.
  • Berlakunya nilai-nilai kolektif.
Posisi dan peranan individu di dalam komunitas tidak lagi bersifat langsung sebab perilakunya sudah tertampung oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya. Dengan demikian keluarga dan lembaga dalam sebuah komunitas dipandang sebagai wahana sosialisasi / penyebaran nilai-nilai budaya.

d) Individu dengan masyarakat Masyarakat pada hakikatnya terdiri atas sekian komunitas yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga, dan individu.

e) Individu dengan negara Negara merupakan wujud dari polapola penglihatan atau persepsi dari perasaan (cort hats) dan penilaian masyarakatnya sendiri, bukan kepribadian masyarakat asing.

b. Kepribadian yang menyimpang atau tidak selaras dengan lingkungan alam dan sosial
1) Lingkungan alam
Pemanfaatan lingkungan alam yang tidak benar akan menimbulkan bencana, misalnya banjir, erosi, kekeringan, dan lain-lain. Perkembangan pembangunan berhasil meningkatkan kesejahteraan, tetapi dapat pula menimbulkan pencemaran jika tidak memerhatikan lingkungan alam. Pencemaran itu akibat limbah, seperti limbah pabrik, limbah industri, maupun adanya polusi kendaraan bermotor. Di negara-negara maju banyak mengalami pencemaran dan kerusakan lingkungan yang cukup memprihatinkan.

2) Lingkungan Sosial
Kepribadian menyimpang (deviant personality) telah diteliti para ahli antropologi. Dalam penelitian tersebut ditemukan beberapa gejala sebagai berikut;
a) Kepribadian yang retak Kepribadian menurut Sigmund Freud terdiri atas 3 bagian, yakni;
  • Id, yakni mewakili diri dari bagian yang bersifat tidak sadar, naluriah, impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati) dan tidak disosialisasikan.
  • Ego yakni mewakili bagian dari yang bersifat sadar dan rasional. Ego sering disebut juga penjaga pintu kepribadian karena ia menjaga interaksi antara id dan super-ego.
  • Super-ego, yakni mewakili bagian dari yang telah menyerap nilai-nilai budaya dan berfungsi sebagai suara hati.
Para ahli menyatakan bahwa perilaku menyimpang timbul manakala Id yang tidak terkendali muncul bersamaan dengan super-ego yang kurang aktif.

b) Nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Sejumlah perilaku penyimpangan kelompok terjadi dalam subkebudayaan dari masyarakat. Subkebudayaan menyimpang (deviant subculture) adalah subkebudayaan yang bertentangan dengan norma-norma kebudayaan dominan. Hal itu memisahkan diri dari aturan-aturan, nilai-nilai bahasa, dan istilah-istilah yang berlaku umum. Sebagian besar individu yang ditolak oleh masyarakat langsung mencari persahabatan dalam subkebudayaan untuk memperoleh status, kesenangan dan penerimaan.

3. Proses Pewarisan Budaya
a. Enkulturasi
Proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran individu sejak masa kanak-kanak. Mula-mula dari keluarga, kemudian dari teman-teman bermainnya. Seringkali ia belajar meniru tingkah laku, ucapan dari individu yang berpengalaman. Misal; adanya jam berpengaruh pada penghargaan waktu. Hal itu menjadi pola yang mantap, norma yang mengatur tindakannya “dibudayakan”.

b. Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi, seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tua belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu dalam berbagai macam peranan sosial.
Apabila kita ingin menyelami dan memahami pengertian tentang suatu kebudayaan, kita bisa belajar banyak dari jalannya proses sosialisasi yang dialami individu dalam kebudayaan yang bersangkutan.

4. Sarana Pewarisan Budaya
a. Keluarga
Dalam masyarakat tradisional maupun modern, keluarga adalah kelompok perantara pertama yang mengenalkan nilai-nilai subbudaya kepada si anak. Di sinilah anak mengalami hubungan sosial pertama dalam kehidupan. Ada keluarga besar dan kecil, juga ada keluarga harmonis dan kurang harmonis.

Hal-hal yang didapat oleh seorang anak sebagai anggota keluarga sebagai berikut;
1) Keagamaan
Keluarga harus mampu menjadi wahana yang pertama dan utama dalam melaksanakan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kebudayaan
Keluarga dikembangkan menjadi wahana menumbuhkan dan melestarikan budaya nasional.

3) Perlindungan
Keluarga menjadi pelindung yang utama dalam memberikan keteladanan kepada anak-anaknya.

4) Pendidikan
Keluarga sebagai sekolah dan guru yang pertama dan utama dalam mengantarkan anak menjadi mandiri.

5) Pemeliharaan lingkungan
Keluarga harus siap memberi dan memelihara kelestarian lingkungannya yang terbaik kepada anak cucunya.

b. Masyarakat
Dalam masyarakat, pewarisan budaya terjadi melalui sosialisasi. Individu sebagai anggota masyarakat mendapat pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku masyarakat. Dalam masyarakat tradisional, norma-norma diwariskan kepada generasi berikutnya tetap terjaga. Lain halnya dalam masyarakat modern saat ini, norma-norma luhur dalam masyarakat cenderung ditinggalkan.

c. Sekolah
Dalam masyarakat modern, sekolah merupakan sarana pewarisan budaya yang sangat efektif. Berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi serta norma-norma/aturan secara langsung diberikan kepada siswa. Budaya yang diwariskan melalui sekolah, antara lain sebagai berikut;
  • Memperkenalkan, memelihara, mengelola, memilih, dan mengembangkan unsur-unsur budaya.
  • Mengembangkan kekuatan penalaran (the power of reasoning).
  • Mempertinggi budi pekerti.
  • Memperkuat kepribadian.
  • Menumbuhkan manusia pembangunan.
Pada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan TK, SD, dan SLTP, peranan guru sangat besar dalam membentuk dan mengubah perilaku anak didik. Keadaan berubah setelah anak memasuki SMU. Anak didik mulai membentuk dan mengubah perilakunya sendiri.

d. Lembaga Pemerintahan
Lembaga pemerintahan sangat dibutuhkan dalam pewarisan budaya, terutama dalam masyarakat modern saat ini. Melalui lembaga pemerintahan, peraturanperaturan yang dibuat oleh pemerintah bisa disosialisasikan kepada masyarakat luas.
Setiap warga dapat berhubungan dengan lembaga pemerintahan, jika ada urusan sesuai dengan haknya sebagai warga. Misalnya: meminta surat keterangan bepergian, mencari Kartu Tanda Penduduk, atau mencari Kartu Keluarga.
Fungsi lembaga pemerintahan sebagai berikut;
  • Pelambang norma melalui undang-undang yang disampaikan oleh badan legislatif.
  • Melaksanakan undang-undang yang telah disetujui.
  • Penyelesaian konflik yang terjadi di antara para anggota masyarakat.
  • Melindungi warga dari serangan negara lain dan pemelihara kesiapsiagaan menghadapi bahaya.
e. Perkumpulan
Dalam masyarakat modern, banyak dijumpai perkumpulan atau asosiasi yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasai oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, dan agama. Perkumpulan atau asosiasi dapat menjadi sarana pewarisan budaya, jika para anggota menyadari hak dan kewajiban yang berlaku dalam anggaran dasarnya. Para anggota dapat menyumbangkan peranannya terhadap negara.

f. Institusi Resmi Lain
Dalam suatu masyarakat modern yang sedang berkembang, jumlah institusi selalu bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin kompleks. Pengertian institusi dalam bahasa Indonesia belum ada keseragaman. Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan institusi sesuai dengan pranata, sedangkan Soerjono Soekanto mengartikan sebagai lembaga. Di negara kita banyak bermunculan lembaga resmi sebagai sarana pewarisan budaya bagi individu.

g. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang besar dalam pewarisan budaya. Pengaruh dari lingkungan kerja sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Lingkungan kerja termasuk sarana pewarisan budaya dalam masyarakat modern saat ini.

h. Media Massa
Media massa baik berupa cetak maupun elektronik merupakan sarana penting dalam pewarisan budaya dalam masyarakat modern. Bahkan buku, majalah, TV, dan surat kabar dapat membentuk kepribadian seseorang.
Seorang antropolog Margaret Mead berpendapat bahwa pengaruh televisi sudah melebihi sarana lain dalam pewarisan budaya. Oleh karena itu, film-film yang disajikan di televisi harus diseleksi mana yang pantas dan mana yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak. Dalam hal ini orang tua berperan dalam memberikan penjelasan.

Demikianlah ulasan mengenai "Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern", yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas disini. Semoga bermanfaat bagi anda, para pembaca ataupun pengunjung. Cukup sekian dan sampai jumpa!!!
*Rajinlah belajar, demi Bangsa dan Negaramu!!!

0 Response to "Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern"

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog ReadyyGo :
1. Kalimat atau Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk & Jenisnya.
4. Link Aktif atau Mati, Tidak Dipublikasikan & Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi.
6. Anda dapat request artikel lewat kolom komentar ini.

Terimakasih Atas Pengertiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel