Asal Mula Besengek Tempe Benguk
Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali dibuat di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang pertama kali
melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang,
tempe diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar
tahun 1983. Pada
tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa,
53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri
Lanka, Kanada, Australia, Amerika
Latin, dan Afrika,
tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal
dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak
jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun, makanan tradisonal ini sudah
dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa,
khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manu skrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad
ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19)
telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama
hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan)
dan kadhele tempe srundengan.
Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin
pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai
hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional
Jawa, mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa
Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Kata
"tempe" diduga berasal dari bahasa
Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan
berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar
yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.
Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa
Jawa-Belanda.
Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe
diawali semasa era Tanam
Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil
pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat
yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe
menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air
Nama botani dari tempe
adalah Mucuna Pruriens, sejenis kacang koro dengan induk tanamannya tumbuh
merambat, dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, Kacang Benguk satu keluarga dengan Buncis
dan Kapri, memiliki butiran kacang yang lebih besar daripada kacang kedelai.
Orang Jawa di Jogja, Magelang dan sekitarnya menyebutnya Benguk. Benguk lebih
populer di daerah selatan, daerah Kulonprogo Tanaman Benguk tumbuh merambat
seperti tanaman kacang koro dan buncis. Tanaman ini tidak terlalu membutuhkan
banyak air. Bahkan tanaman ini dapat tumbuh pada hampir semua tempat. Di
desa-desa tanaman ini umumnya tidak ditanam secara khusus dan intensif.
Artinya, tanaman ini sering ditanam sebagai selingan atau tanaman pengisi tanah
kosong yang nyaris tidak tergarap. Tidak mengherankan jika jenis tanaman ini
sering ditemukan di pinggiran sungai, di pematang, di lereng-lereng pegunungan
dengan kondisi tanah yang relatif minim tingkat kesuburannya.
Biji Benguk memiliki
ukuran kira-kira sebesar kelereng dengan bentuk sedikit lonjong dan agak pipih.
Biji benguk berwarna abu-abu hingga kehitaman. Dalam satu kulit (polong) Benguk
biasanya berisi 3-5 biji Benguk. Biji-biji tersebut dapat diolah menjadi Tempe
Benguk dengan cara pengolahan sama seperti pembuatan tempe kedelai.
Daerah Kabupaten
Kulonprogo, Yogyakarta terutama daerah Desa Sentolo kabupaten Kulon Progo yang
merupakan suatu daerah yang letaknya dipinggiran kota, berjarak lebih kurang 13
km dari kota kabupaten Kulon Progo (Wates) dan sekitar 17 km dari kota Propinsi
Yogyakarta, adalah suatu wilayah penghasil biji benguk dan koro. Yu Reben
sering membeli bahan untuk membuat tempe besengek di daerah sentolo tersebut.
Jarak yang tidak begitu jauh jika ditempuh menggunakan sepeda motor. Kata Yu
Reben biji benguk disana kualitasnya bagus jika di masak. Disimpan pun masih
tetap tahan, walau hanya 3-5 hari, kata yu Reben. Biji benguk tersebut
menginspirasi penduduk Kulonprogo untuk mengolahnya menjadi tempe benguk,
karena harga biji benguk yang lebih murah dan mudah didapat dari pada biji
kedelai.
Setelah dibuat menjadi
tempe benguk, maka salah satu bentuk olahan masakan tempe yang sangat digemari
berbahan tempe benguk adalah tempe besengek benguk. Bahkan masakan ini hanya
akan bisa kita temui hanya di daerah Kulon Pogo saja.
Besengek tempe benguk
memiliki rasa yang khas yang berbeda dengan rasa tempe kedelai. Biji Benguk
pada intinya tidak bisa menjadi sangat lunak seperti kedelai atau biji yang lain.
Jadi, rasa kemlethuk pada tempe benguk ketika digigit atau dikunyah menimbulkan
rasa yang unik. Paduan bumbu besengek yang pas, manis-manis gurih dengan aroma
rempah-rempah yang agak kuat menggelitik dan mengungkit-ungkit gelora nafsu
makan. Empuk-empuk, gurih, manis dari besengek tempe benguk ini umumnya
disantap bersamaan dengan geblek dalam keadaan hangat dengan ditemani segelas
teh manis hangat.
Besengek tempe benguk
akan sangat sulit dapatkan kecuali di wilayah Kulon Progo seperti di Pasar
Wates, Pasar Bendungan, dan Nanggulan. Kalau Yu Sumirah sendiri berjualan di Pasar
Kokap, terkadang juga di Pasar Wates. Untuk membelinya, tidak perlu merogoh
kantong terlalu dalam. Sebungkus besengek tempe benguk yang dipincuk dengan
daun pisang harganya tidak pernah lebih dari Rp 3000,-. Untuk dapat
menikmatinya, boleh memburunya di wilayah Kulon Progo khususnya di daerah Pasar
Kokap, Pasar Wates, atau Pasar Bendungan. Lebih afdol lagi jika bisa mendatangi
produsennya langsung seperti di daerah saya banyak penjual tempe benguk
besengek, yaitu di Dukuh, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, tepatnya barat
RSUD Wates lurus terus. (saya rekomendasikan tempat Yu Sumirah yang paling mantap,banyak
kethaknya hehe)
Dan cara-cara membuat
tempe benguk sendiri dapat dilakukan sendiri, seperti berikut ini:
Ø CARA MEMBUAT TEMPE
BENGUK
Pertama, rebus air
hingga mendidih. Setelah itu masukkan biji kacang Benguk ke dalam air yang
mendidih tadi. Diamkan hingga suhu air hangat. Selanjutnya, pisahkan air dan
kacang benguk Kemudian remas-remas dan diinjak-injak hingga biji kacang benguk
terpisah dari kulit arinya dan kacang terbelah menjadi dua.
Kacang benguk yang telah terpisah dari kulit kembali direbus dengan air hingga
mengeluarkan buih. Setelah itu, pisahkan kacang benguk dengan air. Agar lebih
cepat kering, simpan kacang benguk di wadah datar yang dasarnya telah diberi
kain untuk menyerap cairan.
Setelah kering, kacang benguk disimpan di wadah cekung. Kemudian tambahkan ragi
dan tepung. Aduk hingga benar-benar merata.
Setelah tercampur
sempurna, masukkan kacang benguk ke dalam medium plastik atau daun pisang.
Ujung plastik atau daun pisang dirapatkan. Kemudian bolongi plastik sehingga
ada sirkulasi untuk udara. Lalu diamkan adonan tempe benguk dengan durasi 24
sampai 36 jam. Lebih baik lagi jika disimpan di tempat yang hangat.
Selanjutnya jika sudah
menjadi tempe benguk, lalu cara untuk membuat besengek tempe benguk ala Yu
Sumirah.
Untuk membuatnya, perlu dipersiapkan bumbu-bumbu seperti gula jawa, bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, garam, ketumbar, daun sereh, santan encer, santan kental, dan daun salam. Mula-mula tempe benguk direbus terlebih dulu dengan air biasa. Setelah mendidih air rebusan kemudian dibuang dan tempe dibilas dengan air bersih. Usai itu tempe benguk direbus kembali dengan santan encer sambil diberi bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Pada saat santan tlah hamper kering kemudian dimasukkan santan kental. Proses pemasakan ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Besengek tempe benguk yang diproduksi oleh Yu Sumirah warga Dukuh, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo ini, memiliki rasa yang khas yang berbeda dengan rasa tempe kedelai.
Untuk membuatnya, perlu dipersiapkan bumbu-bumbu seperti gula jawa, bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, garam, ketumbar, daun sereh, santan encer, santan kental, dan daun salam. Mula-mula tempe benguk direbus terlebih dulu dengan air biasa. Setelah mendidih air rebusan kemudian dibuang dan tempe dibilas dengan air bersih. Usai itu tempe benguk direbus kembali dengan santan encer sambil diberi bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Pada saat santan tlah hamper kering kemudian dimasukkan santan kental. Proses pemasakan ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Besengek tempe benguk yang diproduksi oleh Yu Sumirah warga Dukuh, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo ini, memiliki rasa yang khas yang berbeda dengan rasa tempe kedelai.
Dan saya beranggapan
bahwa, disuatu daerah terpencil pun, pasti ada suatu ciri khas tersendiri agar
menarik para masyarakat lain untuk lebih mengetahui hasil-hasil bumi atau karya
manusia sehingga dapat saling membanggakan hasilnya satu sama lain. Terima
kasih.
Sumber : 1. Ibu Sumirah, 47tahun, warga Dukuh,
Karangsari, Pengasih, Kulon Progo.
2. Ibu Reben, 63tahun, warga Dukuh,
Karangsari, Pngasih, Kulon Progo
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER