Kerajaan Tarumanegara
Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Untuk mengendalikan banjir dan usaha pertanian yang diduga di wilayah Jakarta saat ini, maka Raja Purnawarman menggali Sungai Candrabaga. Setelah selesai melakukan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu kepada brahmana. Berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadi makmur.
Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara. Kerajaan ini terletak tidak jauh dari pantai utara Jawa bagian barat.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan letak pusat Kerajaan Tarumanegara diperkirakan
berada di antara Sungai Citarum dan Cisadane.
Kalau mengingat namanya Tarumanegara, dan kata taruma
mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya nila. Kata tarum dipakai
sebagai nama sebuah sungai di Jawa Barat, yakni
Sungai Citarum.
Mungkin juga letak Tarumanegara dekat dengan aliran Sungai Citarum. Kemudian berdasarkan Prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan pusatnya ada di daerah Bekasi.Sumber
sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti.
Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sanskerta.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada
abad ke-5 M.
Raja yang sangat
terkenal adalah Purnawarman.
Ia dikenal sebagai
raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga dekat
dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan arif
dalam memerintah. Daerahnya cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan
Tarumanegara telah menjalin
hubungan dengan kerajaan lain, misalnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat
Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih
ada yang mempertahankan agama nenek moyang (animisme). Berdasarkan berita dari
Fa-Hien, di To-lo-mo (Tarumanegara) terdapat tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha
dan kepercayaan animisme.
Raja memeluk agama
Hindu. Sebagai bukti,
pada prasasti Ciaruteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan
tapak kaki Dewa
Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan
bahwa, pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa.
Barang-barang yang diperdagangkan adalah
kulit penyu, emas, perak,
cula badak, dan gading gajah. dituliskan pula bahwa penduduk daerah itu pandai
membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanegara hidup aman dan tenteram. Pertanian merupakan mata
pencaharian pokok. Di
samping itu, perdagangan juga berkembang.
Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India. Untuk memajukan bidang
pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan
cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (±11 km). Saluran itu disebut dengan
Sungai Gomati. Saluran itu
selain berfungsi sebagai irigasi
juga untuk mencegah bahaya banjir.
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER