Kerajaan Samudera Pasai
Banyak ahli sejarah yang
berpendapat bahwa Islam masuk pertama kali di Nusantara melalui Samudera Pasai.
Ada beberapa alasan yangbisa mendukungnya. Ujung utara Pulau Sumatra merupakan
tempat persinggahan kapal-kapal yang hendak ke pelabuhan Malaka. Apalagi saat
itu Selat Malaka merupakan pintu gerbang utama pelayaran dan perdagangan dunia.
Dari aktivitas perdagangan dan pelayaran itulah muncul permukiman-permukiman
muslim di sepanjang pantai timur Laut Sumatra. Ada beberapa sejarawan yang
berpendapat bahwa dari sinilah munculnya Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai.
Perlak belum sempat berkembang sebagai pusat kekuatan politik Islam, Marah Silu
berhasil mendirikan Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Perlak pun tenggelam
dalam kebesaran Kerajaan Pasai. Pelan-pelan kerajaan ini menjadi pusat
perdagangan yang menghubungkan dunia Barat dan Timur.
a. Kehidupan Politik
Menurut Marco Polo (Venetia),
raja pertama kerajaan ini adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Saleh
(1285–1297). Raja berikutnya berturut-turut adalah Sultan Muhammad yang
bergelar Sultan Malik at-Tahir I (1297–1326), Sultan Ahmad yang bergelar Sultan
Malik at-Tahir II (1326–1348). Tidak banyak catatan mengenai kerajaan ini
kecuali yang berasal dari Ibnu Batutah yang pernah datang berkunjung tahun
1345. Ia memberitakan bahwa Samudera Pasai telah menjalin komunikasi dan hubungan
diplomasi dengan Kerajaan Delhi. Rajanya sangat dihormati rakyat dan menjadi
pemimpin agama dengan dibantu seorang patih yang bergelar Amir.
b. Kehidupan Sosial Budaya
Sebagai sebuah kerajaan Islam,
Samudera Pasai menempatkan ajaran agama Islam sebagai nilai kehidupan
sehari-hari. Sultan merupakan figur sentral bagi rakyat, bahkan secara berkala
ia berkeliling ke berbagai wilayah kekuasaannya selepas salat Jumat. Sultan
sering turun langsung untuk menemui rakyat dan mendengarkan pendapatnya. Selain
itu, sultan senantiasa didampingi oleh para ulama dan pemikir Islam yang
membimbing kehidupan sultan dan rakyatnya.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan
Samudera Pasai banyak dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan dan kedudukannya
sebagai bandar pelabuhan. Apalagi pengaruh Pasai semakin luas karena didukung
oleh armada laut yang kuat. Komoditas yang diperdagangkan antara lain lada,
kapur barus, dan emas. Bahkan, Kerajaan Samudera Pasai telah menggunakan alat
tukar dirham.
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER