Kerajaan Demak
Negara Kerajaan Demak
Menurut catatan historiografi tradisional, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah. Saat Majapahit masih menjadi kerajaan yang kuat dan besar, Demak adalah salah satu kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Setelah Majapahit mengalami kehancuran, Demak berubah menjadi kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dengan ibu kota di Bintoro. Letaknya yang strategis di antara Bergota (pelabuhan Kerajaan Mataram wangsa Syailendra) dan Jepara, menempatkan Demak sebagai kerajaan yang penting di Nusantara.
a. Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Demak
adalah Raden Patah yang bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. Posisi Demak yang
strategis menempatkannya sebagai pengganti Malaka, saat Portugis berhasil
menguasai bandar terbesar di Asia Tenggara tersebut. Bahkan, Demak berani
memblokade pengiriman beras ke Malaka hingga membuat Portugis kekurangan
makanan. Pelan-pelan kekuasaan Demak meliputi sebagian besar Jawa terutama saat
Sultan Trenggono memegang tampuk kerajaan. Yang fenomenal dari ekspansi Demak
adalah saat menghancurkan Portugis di Teluk Jakarta tahun 1526. Pasukan Demak
di bawah Fatahillah akhirnya bisa merebut Sunda Kelapa tanggal 22 Juni 1527 dan
diubah namanya menjadi Jayakarta. Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak dilanda
perang saudara. Pusat kekuasaan pun bergeser ke pedalaman dan berpindah ke
Pajang.
b. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan kebudayaan banyak
diwarnai oleh nilai-nilai agama Islam. Apalagi Demak merupakan pusat penyebaran
dan pengembangan agama Islam dengan tokoh utama wali sanga. Masing-masing wali
memiliki cara dan strategi sendiri-sendiri saat harus menyebarkan agama Islam
di kalangan rakyat yang masih terpengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Media
yang digunakan pun beraneka ragam, sehingga menghasilkan kebudayaan yang
beragam pula. Para wali tidak canggung untuk menggunakan media wayang untuk
kegiatan dakwah mereka.
Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, para wali menempati posisi yang penting. Di dalam lingkungan
keraton, para wali menjadi penasihat spiritual raja beserta keluarganya. Sementara
itu, tidak sedikit wali yang membuka pondok pesantren untuk mendidik santri
dari berbagai daerah. Kuatnya pengaruh wali dalam kehidupan sosial masyarakat,
menyebabkan tradisi peninggalan wali masih banyak yang diterapkan oleh sebagian
besar kalangan rakyat Jawa.
c. Kehidupan Ekonomi
Sebagai salah satu bandar
pelabuhan di Nusantara, Demak memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan perekonomian antarpulau. Komoditas yang dipasarkan antara lain beras
yang dihasilkan daerah pedalaman dan rempah-rempah dari Indonesia Timur.
Aktivitas perdagangan maritim itu menyebabkan Kerajaan Demak mendapatkan
keuntungan yang sangat besar. Banyak kapal berlalu lalang di kawasan Laut Jawa
untuk memasarkan komoditasnya.
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER