Periodisasi dan Kronologi Sejarah
Selamat datang di ReadyyGo yang senantiasa menyediakan berbagi macam materi-materi yang bermanfaat dan pada kesempatan kali ini akan membahas tentang "Periodesasi dan Kronologis Sejarah".!!!Selamat membaca!!!
A)Periodisasi Sejarah
Periodisasi mengungkapkan
ikhtisar sejarah di dalamnya dapat dikenali jiwa dan semangat zaman, dengan
pola dan stuktur urutan kejadian atau peristiwa-peristiwa. Maksud
mengadakan periodisasai ialah
untuk mengadakan tinjauan menyeluruh
terhadap peristiwa-peristiwa dengan berbagai aspeknya.
Penyusunan periodisasi tergantung
pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat
disusun berdasarkan perkembangan
politik, sosial-ekonomi,
kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam
menetapkan periodisasi, tergantung pada pendiriannya. Periodisasi berdasarkan
sosial ekonomi, misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai
dari masa berburu,
mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah sampai
dengan masa produksi. Pada setiap
periode tersebut memiliki
karakteristiknya. Masa berburu
dan mengumpulkan makanan, misalnya masa dimana manusia masih tergantung
pada alam. Untuk
mencapai kebutuhan hidupnya
manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Kehidupan
sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau
nomaden. Masa berkebun atau bersawah kehidupan manusia sudah mulai menetap,
karena manusia sudah mampu mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah.
Kehidupan sosial-ekonominya,
sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses
produksi walaupun masih sederhana. Menurut
Ismaun, periodisasi yang
paling mudah adalah
pembabakan yang disusun menurut
urutan abad. Tetapi
periodisasi yang demikian
tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau. Dasuki
dalam Ismaun menyatakan misalnya, dalam
sejarah Eropa Barat, ada zaman-zaman dengan nama-nama abad yang mempunyai
watak-watak tertentu, seperti abad ke 18 dan abad ke-19. Sedangkan Cellarius
membagi sejarah Barat atas tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pengetahuan,
dan zaman modern.
Menurut Ismaun,
periodisasi juga dapat
dibuat menurut urutan
pergantian dinasti-dinasti.
Sejarah, misalnya Mesir
Kuno dan Cina,
adalah contoh periodisasi yang
demikian lazim digunakan dan mudah dilaksanakan. Sejarah bangsa-bangsa Asia
pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti, karena kedudukan raja
dianggap sangat penting dalam masyarakat. Periodisasi menurut urutan pergantian
dinasti-dinasti akan bermakna jika diterapkan dalam sejarah monarki-monarki absolut.
Tetapi periodisasi tersebut
tidak akan bermakna dalam pembahasan
sejarah mengenai monarki-monarki konstitusional dengan pemerintahan parlemener,
lebih lagi dalam sejarah republik-republik berdasarkan demokrasi. Salah satu
contoh periodisasi menggunakan urutan dinasti adalah yang terjadi di Cina,
yaitu:
1) Dinasti Shang, 1450 – 1050 S.M.
2) Dinasti Chou, 1050 – 247 SM
3) Dinasti Chin, 256 – 207 SM
4) Dinasti Han, 206 SM – 220 M
5) Dinasti Sui, 580 – 618 M
6) Dinasti Tang, 618 – 906 M
7) Dinasti Mongol, 1280 – 1369 M
8) Dinasti Ming, 1368 – 1644 M
9) Dinasti Mancu, 1644 – 1911 M
B)Kronologi Sejarah
Kronologi sejarah
merupakan urutan peristiwa
sejarah yang terjadi.
Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai
kronologi yang ada dalam
sejarah, misalnya kronologi
lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang,
dan lain-lain.
1558 M
Peristiwa;
Ki Ageng Pemanahan dihadiahi
Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang
masih kosong oleh
Sultan Pajang atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang.
Ki Ageng Pemanahan adalah putra
Ki Ageng Ngenis
atau cucu Ki
Ageng Selo tokoh ulama
besar dari Selo
kabupaten Grobogan.
1577 M
Peristiwa;
Ki Ageng
Pemanahan membangun istananya
di Pasargede atau Kotagede. Selama
menjadi penguasa Mataram
ia tetap setia
pada Sultan Pajang.
1584 M
Peristiwa;
Beliau meninggal dan dimakamkan
di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian mengangkat Sutawijaya,
putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa
baru di Mataram.
Sutawijaya juga disebut Ngabei
Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya,
Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang.
Ia ingin memiliki
daerah kekuasaan sendiri
bahkan ingin menjadi raja di
seluruh Pulau Jawa.
1588 M
Peristiwa;
Mataram menjadi
kerajaan dengan Sutawijaya
sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin
Panatagama. Artinya Panglima Perang
dan Ulama Pengatur
Kehidupan Beragama, dengan wilayah
pemerintahan seluruh jawa.
1601 M
Peristiwa;
Panembahan Senapati
wafat dan digantikan
putranya, Mas Jolang yang
kemudian dikenal sebagai
Panembahan Seda ing
Krapyak.
1613 M
Peristiwa;
Mas Jolang
wafat kemudian digantikan
oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi
karena sering sakit
kemudian digantikan oleh kakaknya
Raden Mas Rangsang
yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga
Abdurrahman dan juga
terkenal dengan sebutan Prabu
Pandita Hanyakrakusuma. Pada
masa Sultan Agung kerajaan
Mataram mengalami puncak
perkembangan pada kehidupan politik,
militer, kesenian, kesusastraan, dan
keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti
hukum, filsafat, dan astronomi
juga dipelajari.
1645 M
Peristiwa;
Sultan Agung wafat dan digantikan
putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan Mataram
mengalami kemunduran
1726 M
Peristiwa;
Keraton Surakarta Hadiningrat
dipimpin oleh seorang raja, bernama Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB II ).
Pada saat pemerintahan beliaulah terjadi pertentangan dengan Pengeran
Mangkunegoro, dan akhirnya pangeran dibuang
ke Sri Lanka
dan Afrika Selatan.
Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran tersebut ternyata membuahkan
dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.
1740 M
Peristiwa;
Terjadi pemberontakan oleh kaum
keturunan Cina, dan pemberontak berhasil
menguasai keraton Kartasura,
pasukan keraton dan PB II melarikan
diri ke Ponorogo.
Dengan meminta bantuan
VOC, pemberontak berhasil dikalahkan.
1745 M
Peristiwa;
Beliau memerintahkan untuk
mencari daerah baru yang bisa dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru. Pada
akhirnya dipilihlah daerah dusun
Sala (Solo), daerah
tersebut teletak di
sebelah barat sungai paling panjang di pulau jawa yaitu
Bengawan Solo, dan pada akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi Surakarta
Hadiningrat.
1746 M
Peristiwa;
Pemerintahan PB II banyak
menghadapi pemberontakan, diantaranya adalah pemberontakan oleh Pangeran
Mangkubumi yang tidak puas atas putusan penyerahan wilayah kepada VOC karena
balas budinya menumpas pemberotakan Sunan Kuning. Sementara itu Raden Mas Sahid juga
memperhebat perlawanan terhadap
prajurit dari PB II.
Pangeran Mangkubumi yang kelak di kemudian hari akan bertahta di Yogyakarta,
dengan gelar Hamengkubuwono.
1749 M
Peristiwa;
Paku Buwono II wafat, dan
kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB III).
1755 M
Peristiwa;
Dilaksanakan Perjanjian Gianti
yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta dengan raja bergelar Sultan Hamengku
Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan
raja bergelar Paku Buwana.
1757 M
Peristiwa;
Diadakan perjanjian di Salatiga
yang melahirkan ketetapan bahwa Raden
Mas Sahid berhak
untuk menduduki jabatan
Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata
lain, Surakarta juga dibagi menjadi dua bagian yaitu daerah Kasunanan Surakarta
dan daerah Mangkunegaran.
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER