Kerusakan Flora dan Fauna
Lingkungan
adalah aset kehidupan yang tidak ternilai harganya. Jika lingkungan itu rusak,
hilanglah aset itu dan terancamlah kehidupan kita. kita bisa membayangkan
betapa tidak berdayanya kita melawan keganasan alam. Semua itu tidak akan
terjadi jika kita peduli terhadap lingkungan. Seharusnya kita sadar bahwa ada hubungan
timbal balik antara manusia dan lingkungan. Lingkungan akan memberikan manfaat
bagi manusia selama diperlakukan dengan baik. Sebaliknya, jika kita semena-mena
terhadap lingkungan, bencanalah yang akan menimpa kita.
Flora
dan fauna adalah bagian dari lingkungan yang secara menakjubkan telah menjaga
ekosistem agar tetap seimbang. Sebuah pohon di hutan misalnya, setelah mencapai
umur tertentu serta menghasilkan banyak generasi, pohon itu akan berhenti
tumbuh, tidak dapat berbuah lagi, dan akhirnya lapuk dimakan usia. Pohon itu
akan roboh dan membusuk. Pohon yang membusuk itu menjadi media tumbuh bagi
pohon-pohon kecil generasinya. Dengan demikian, populasi pohon terkendali.
Demikian
halnya dengan fauna. Seekor tarantula (laba-laba tanah) betina akan memakan
jantannya setelah mereka kawin. Si betina akan menetaskan banyak telur.
Anak-anak tarantula yang baru menetas itu akan memakan ibunya. Dengan cara yang
menakjubkan ini, populasi tarantula akan terkendali dan ekosistem tetap
seimbang.
Dalam
ekosistem, terdapat lingkaran di mana makhluk hidup saling memakan dan dimakan.
Lingkaran itu disebut rantai makanan. Karena rantai makanan itulah ekosistem
tetap dalam keadaan seimbang. Jika rantai makanan itu terputus, manusia akan
menanggung akibatnya. Sebagai contoh di hutan, harimau merupakan predator bagi
babi hutan. Jika harimau banyak diburu dan dibunuh, jumlah babi hutan tidak terkendali.
Hutan tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan makan populasi babi hutan yang
sangat besar. Babi hutan itu akan menyerbu tanah-tanah pertanian
dan rumah penduduk
untuk mencari makan.
1.
Kerusakan Flora dan Fauna oleh Manusia
Diakui
atau tidak, manusia adalah makhluk yang berperan besar dalam menciptakan
kerusakan flora dan fauna. Beberapa kegiatan manusia secara langsung maupun
tidak langsung telah menyebabkan beberapa flora dan fauna mengalami kelangkaan
bahkan kepunahan. Untuk mencegah ini terjadi secara terus-menerus sebaiknya
kita mengenali kerusakan yang terjadi pada flora dan fauna serta apa saja yang
dapat menyebabkan kerusakan itu. Dengan mengenali kerusakan itu, kita dapat
mengambil hikmah dan membuat langkah antisipasi agar kerusakan itu tidak
berlanjut.
Berikut
ini beberapa hal yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna akibat kegiatan
manusia.
a.
Pencemaran
Pencemaran lingkungan
adalah faktor yang sangat berperan
dalam penciptaan kerusakan flora dan fauna. Zat-zat polutan telah banyak
membunuh flora dan fauna di darat maupun di perairan. Kini, zat-zat itu semakin
menyesaki Bumi akibat kemajuan teknologi. Di satu sisi, teknologi memang kita
butuhkan tetapi di sisi lain telah menyebabkan pencemaran yang sangat
membahayakan kehidupan. Hasil dan sisa-sisa kemajuan teknologi itu kini telah
meracuni tanah, air, serta udara. Jadi, teknologi hendaknya diciptakan
sedemikian rupa sehingga tetap ramah terhadap lingkungan.
Pencemaran dapat dibedakan
pencemaran menjadi tiga macam, yaitu pencemaran
udara, air, dan tanah. Pembedaan seperti itu tidaklah tepat benar karena
ketiganya saling berkaitan. Asap pabrik dan kendaraan bermotor melepaskan
karbon monoksida ke udara. Terjadilah pencemaran udara. Udara yang tercemar itu
naik bercampur dengan uap air, terkondensasi, dan turun sebagai hujan. Air
hujan yang telah tercemar karbon monoksida itu bersifat asam sehingga sering disebut hujan asam. Hujan asam ini jika
mengenai tanaman atau hewan secara langsung dapat memperlambat pertumbuhannya
dan bahkan membunuhnya. Air hujan yang asam itu juga memasuki air permukaan
seperti sungai atau danau dan meracuni tumbuhan serta hewan-hewan air. Sebagian
hujan asam itu meresap ke tanah dan meracuni tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan dan
hewan itu jika masih hidup akan menyimpan racun dalam tubuhnya.
Pencemaran
air pada akhirnya juga menyebabkan pencemaran udara dan tanah. Zat-zat polutan
dalam air yang tercemar akan terurai dan bercampur dengan udara ketika
berlangsung proses penguapan. Sebagian air yang tercemar juga memasuki tanah sehingga
tanah pun ikut tercemar.
Pencemaran
tanah pun akhirnya juga menyebabkan pencemaran air dan udara. Zat-zat polutan
yang ada di dalam tanah dapat menguap ke udara, menimbulkan bau yang tidak
sedap dan menyesakkan pernapasan. Sebagian zat polutan itu juga memasuki air
tanah dan mengisi air sumur, sungai, serta danau.
b.
Eksploitasi Hutan
Pengambilan
hasil hutan secara besar-besaran, cepat atau lambat akan memusnahkan flora dan
fauna tertentu di permukaan Bumi. Beberapa flora memiliki pertumbuhan yang
sangat lambat misalnya jati, sehingga untuk memperbaruinya diperlukan waktu yang
sangat lama. Ada juga flora yang hanya tumbuh pada waktu tertentu misalnya
bunga Rafflesia arnoldi.
.
c.
Perburuan Liar
Beberapa
fauna mempunyai daya tarik tersendiri sehingga mempunyai nilai ekonomis. Inilah
yang menyebabkan beberapa fauna diburu oleh manusia. Badak diburu oleh manusia
karena diyakini culanya yang berkhasiat sebagai obat. Gajah diburu manusia
karena gadingnya dapat digunakan sebagai hiasan dan peralatan dengan harga
mahal. Cenderawasih diburu karena bulunya yang indah. Dan beberapa fauna lagi
diburu karena alasan tertentu. Inilah yang menyebabkan beberapa fauna berada di
ambang kepunahan.
d.
Penggunaan Pestisida
Dalam
pertanian penggunaan pestisida dimaksudkan untuk membunuh hewan perusak
tanaman. Secara tidak sengaja, pestisida itu juga membunuh hewan yang
menguntungkan. Beberapa burung telah mati akibat penggunaan pestisida.
Burung-burung yang tahan terhadap pestisida akan mengalami gangguan reproduksi.
Berdasarkan penelitian, pestisida berpengaruh terhadap pembentukan kalsium
dalam tubuh burung. Akibatnya, burung menghasilkan telur yang kulitnya sangat
tipis sehingga bayi burung tidak dapat bertahan hidup. Langkanya elang jawa diduga
kuat juga karena penggunaan pestisida ini.
e.
Penggunaan Pupuk Buatan
Pupuk buatan berfungsi
menyuburkan tanaman. Namun, di sisi lain pupuk telah berperan besar terhadap
kelangkaan beberapa jenis fauna. Berdasarkan penelitian, para ahli menyimpulkan
bahwa penggunaan pupuk telah menyebabkan hilangnya beberapa jenis ikan di
sungai dan danau.
Pupuk
yang disebarkan di lahan pertanian tidak semuanya diserap oleh tanaman.
Beberapa di antaranya telah dihanyutkan air hingga sampai ke sungai dan danau.
Pupuk itu menyuburkan tanaman air seperti eceng gondok hingga pertumbuhannya
melampaui batas toleransi. Tanaman ini menyerap oksigen yang dibutuhkan oleh
beberapa jenis ikan. Selain itu, eceng gondok yang membusuk menyebabkan air
bersifat asam. Beberapa jenis ikan yang tidak sanggup bertahan akan mati dan
akhirnya punah.
2.Dampak
Kerusakan Flora dan Fauna bagi Kehidupan
Kini
beberapa flora dan fauna telah hilang dari habitatnya. Gajah jawa, harimau jawa
dan bali, kini tinggal dongeng belaka. Suatu saat binatang yang saat ini bisa
kita lihat, boleh jadi juga tinggal cerita buat anak cucu kita. Beberapa hutan
telah habis dibabat berubah menjadi lahan-lahan kritis yang kelak terhanyut dan
mendangkalkan sungai-sungai. Karena sudah begitu dangkal, sungai tidak lagi
mampu menampung air dan meluaplah banjir menerjang segala yang ada di sekitarnya
termasuk manusia. Betapa tragisnya.
Berikut ini dampak
yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami kerusakan;
a.
Ekosistem Tidak Seimbang
Dalam
ekosistem terdapat predator (pemangsa) dan yang dimangsa. Jika salah satu
dihilangkan, ekosistem menjadi tidak seimbang dan akibatnya sangat merugikan
kehidupan. Para ahli pernah mengadakan percobaan dengan membuang spesies predator,
yaitu bintang laut jenis pisaster dari sebuah kawasan di pantai Amerika Utara.
Di pantai itu terdapat 15 spesies yang hidup. Dalam tempo tiga bulan, udang
mirip remis (bernacle) yang merupakan makanan bintang laut berkembang dengan
pesat hingga menutupi tiga perempat kawasan itu. Setelah satu tahun, beberapa
spesies mulai menghilang hingga tinggal delapan spesies. Dengan hilangnya
bintang laut, bernacle mengambil alih permukaan karang sehingga ganggang tidak
bisa tumbuh.
b.
Kelangkaan Sumber Daya
Flora
dan fauna merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, contohnya
hutan. Hutan menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang sangat penting bagi
manusia. Mulai dari kayu, daun, bahkan getahnya berguna bagi manusia. Hutan
juga mampu menyimpan air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan. Jika
hutan itu rusak, hilanglah sumber daya yang dihasilkannya. Lebih fatal lagi,
persediaan air akan berkurang sehingga air menjadi barang langka.
c.
Menurunnya Kualitas Kesehatan
Beberapa
flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia. Bahkan beberapa di
antaranya diusahakan manusia dengan sengaja dalam bentuk budi daya. Beberapa
zat polutan
dan
pestisida dapat tersimpan dalam tubuh flora dan fauna itu. Jika flora dan fauna
itu dikonsumsi manusia, zat-zat tersebut akan berpindah ke dalam tubuh manusia.
Indikasi dari rusaknya fauna telah terbukti dengan munculnya penyakit yang
disebabkan oleh binatang piaraan. Penyakit seperti anthrax (sapi gila), flu burung, dan pes
adalah bukti rusaknya fauna. Beberapa fauna juga tidak layak untuk dimakan
misalnya kerang yang hidup di perairan yang tercemar. Dari hasil penelitian, kerang
menyerap zat logam berat dan menyimpan dalam tubuhnya sehingga sangat berbahaya
jika dikonsumsi.
d.
Tragedi Lingkungan karena Kerusakan Hutan
Bencana
alam yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna sangat sering terjadi.
Banjir dan tanah longsor merupakan fenomena yang amat sering kita dengar serta
saksikan jika musim hujan tiba. Ini tidak lepas dari akibat kerusakan hutan.
Hutan yang telah rusak tidak mampu lagi menahan air hujan sehingga air menghanyutkan
tanah. Terjadilah banjir dan tanah longsor. Inilah contoh tragedi lingkungan.
e.
Hilangnya Kesuburan Tanah
Unsur
utama kesuburan tanah adalah nitrogen (N). Unsur ini terkandung dalam DNA
makhluk hidup. Sebagian besar nitrogen yang penting itu, dihasilkan oleh flora
dan fauna. Flora seperti kacang polong, buncis, dan kedelai mendorong penguraian
nitrogen di dalam tanah. Suatu zat kimia dalam akar tumbuhan tersebut telah
memacu pembiakan bakteri rhizobium yang
dapat memproduksi nitrogen. Bakteri ini akan membentuk bintil-bintil akar yang
menyediakan nitrat bagi tanaman. Beberapa jenis flora lain juga dapat
menghasilkan nitrat dengan cara berbeda. Jika flora mengalami kerusakan,
pembentukan nitrat akan terganggu sehingga tanah kehilangan produktivitasnya.
f.Putusnya
Daur Kehidupan
Inilah
dampak yang mengerikan jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Semua bentuk
kehidupan di Bumi tersusun dari unsur karbon. Karbon ini terus bergerak pada
berbagai bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon ada dalam tubuh organisme,
dalam air, udara, dan di dalam Bumi itu sendiri. Karbon yang ada di atmosfer
jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO 2). Senyawa
ini diserap tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dalam tumbuhan, karbon diubah menjadi
karbohidrat. Senyawa ini dibutuhkan manusia dan hewan sebagai sumber energi.
Dalam
tubuh manusia dan hewan, karbon berbentuk senyawa kalsium karbonat yang
terdapat dalam tulang. Jika manusia dan hewan mati, jasadnya akan diuraikan
oleh bakteri serta dilepaskan ke udara dalam bentuk CO 2. Terulanglah daur
karbon melalui tumbuhan. Jika flora dan fauna yang merupakan komponen dalam daur
ini mengalami kerusakan, daur karbon akan terputus. Sudah pasti kehidupan akan
terganggu. Itulah dampak yang akan
terjadi jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Sekarang, kamu tahu betapa
pentingnya flora dan fauna itu. Karena
itulah, menjaga kelestarian flora dan fauna bukan lagi suatu kewajiban tetapi
kebutuhan. Kerusakan flora dan fauna pada akhirnya akan merugikan kita juga.
Sudah saatnya sejak sekarang, kamu mulai memerhatikan lingkungan dengan
kesadaran yang tinggi untuk menjaganya.
3.
Upaya Perlindungan Flora dan Fauna
Kini
tekanan pemanfaatan sumber daya alam didukung teknologi telah begitu serius
mengancam kelestarian flora dan fauna. Beberapa jenis flora dan fauna terancam
kepunahan menyusul beberapa jenis lainnya yang telah punah duluan. Kepunahan
memang bukan gejala baru. Beberapa jenis flora dan fauna telah hilang bersama
sejarah Bumi. Punahnya harimau bali pada tahun 1942, seolah memberi peringatan
bahwa jenis lain akan menyusul. Dan benar, selang beberapa tahun kemudian yaitu
tahun 1980, harimau jawa juga tinggal dongeng kenangan. Kepunahan ini
disebabkan oleh nilai komersial binatang- binatang itu dan rusaknya habitat
mereka. Kepunahan ini juga akan menimpa beberapa jenis flora jika tidak ada
upaya perlindungan. Di Indonesia memiliki lebih dari 350 kawasan yang
dilindungi yang ditetapkan berdasarkan undang-undang Direktorat Konservasi, Direktorat
Jenderal Pelestarian Hutan dan Pengawetan Alam (PHPA). Kawasan-kawasan tersebut
dikategorikan menjadi taman nasional cagar perburuan, cagar alam, kawasan
perburuan, hutan lindung, dan taman wisata.
[R.G]
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER