Sarikat Islam di Ternate (SI Merah)
Sarekat Dagang Islam pada tahun
1912, mengubah namanya menjadi Sarikat Islam (SI) yang dipimpin Haji Oemar Said
Tjokroaminoto. Sejak masa itu & di bawah kepemimpinannya, SI berkembang
sangat pesat. Sampai dengan tahun 1919, pimpinan SI mengklaim jumlah
anggotannya telah mencapai dua juta orang. Meskipun SI telah menyatakan
kesetiaannya kepada Pemerintah Belanda, akan tetapi ketika partai politik ini
berkembang di desa-desa, meletuslah berbagai kekerasan (Ricklefs, 2005: 348).
Bulan Febuari 1923, ketika terjadi proses pertikaian antara SI dengan PKI (SI
Merah), Hos Tjokroaminoto memutuskan untuk mendirikan Partai Syarikat Islam. Khususnya
di Maluku Utara, SI didirikan oleh berbagai tokoh masyarakat Ternate pada awal
1925 & mendapat pengikut cukup banyak. Disamping itu untuk Partai Sarikat
Islam kurang diminati meskipun dipimpin HOS Tjokroaminoto. Namun ketika SI
pecah & muncul SI Merah & kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI), orang-orang SI Ternate memilih bergabung dengan SI merah M. A.
Kamaruddin (Oom Sau) & Daniel Bohang termasuk yang ikut bergabung.
Di saat orang-orang PKI melakukan
pemberontakan pada bulan Desember 1925, orang-orang SI merah, seperti M. A
Kamaruddin & Bohang, termasuk ke dalam daftar orang yang dicap sebagai
pemberontak oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Di bulan November 1926, terjadi
penangkapan besar-besaran terhadap pimpinan PKI di seluruh Indonesia. Khususnya
di kota Ternate, Pemerintahan Belanda juga melakukan penggeledahan
besar-besaran dari rumah ke rumah & menangkap beberapa pimpinan PKI. Oom Sau & Bohang ditangkap &
diasingkan ke Boven Digul di Papua.
Nah, ditempat inilah Oom Sau
bertemu dengan Bung Hatta & Syahrir pada tahun 1934. Di mulai dari itu Oom
Sau mengabdi & menjadi asisten pribadi
Bung Hatta sampai dengan tahun 1936, ketika Bung Hatta & Syahrir
dipindahkan ke pulau Banda. Oom Sau & Bohang baru dibebaskan pada tahun
1938. Kemudian Oom Sau memilih menetap di Ternate, sedangkan Bohang kembali ke
Galela & membuka lahan pertanian.
Di antara para pejuang &
perintis kemerdekaan, selain Oom Sau & Bohang yang turut dalam
pemberontakan PKI, patut juga dicatat peran Haji Salahuddin & Haji Ngade.
Tokoh terakhir ini turut juga dalam pemberontakan & mengambil alih kapal
Angkatan Laut Belanda Zeven Provincien.
Di masa remajanya Haji Ngade, ia
adalah aktivis Sarekat Islam, yang kemudian masuk Angkatan Laut &
ditempatkan sebagai kelasi pada kapal AL Belanda Zeven Provincien. Karena ikut
berontak bersama para perwira Indonesia & mengambil alih komando kapal itu
pada Febuari tahun 1933, Haji Ngade di pecat dengan tidak hormat. Sebab itu, ia
pun kembali ke kampung halamannya di Ternate (Kampung Makassar) & aktif
dalam organisasi Muhammadiyah sampai dengan akhir hayatnya.
Demikianlah ulasan yang pada kesempatan kali ini dapat ReadyyGo bahas & kurang/lebihnya mohon maaf. Semoga bermanfaat & menambah wawasan anda mengenai Sejarah Sarikat Islam di Ternate. Cukup sekian & semoga anda menjadi orang yang sukses!!!
Sumber Pustaka;
Ricklefs, M. C., 2005, Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004,
Jakarta: Serambi
Kotambunan, H. Hamid, 2003, Perjuangan Rakyat Maluku Utara Membebaskan
Diri dari Kolonialisme, Jakarta: PT. Gamalama Media.
M. Adnan Amal, 2010, Kepulauan Rempah-rempah: Perjalanan Sejarah
Maluku 1250-1950, Jakarta: KPG. (352-253)
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Sarikat Islam di Ternate (SI Merah)"
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog ReadyyGo :
1. Kalimat atau Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk & Jenisnya.
4. Link Aktif atau Mati, Tidak Dipublikasikan & Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi.
6. Anda dapat request artikel lewat kolom komentar ini.
Terimakasih Atas Pengertiannya.