Bukti Sejarah Tentang Perjalanan Sikap Kebangsaan
Sikap
kebangsaan /
nasionalisme dan patriotisme merupakan wujud loyalitas terhadap cita-cita
politik dan kelembagaan yang di anggap adil dan efektif dalam suatu negara.
Dengan meletakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi /
golongan. Sikap kebangsaan bisa kuat, lemah, dan bahkan bisa hilang. Semua itu
tergantung bangsa tersebut apakah bisa mengelola / tidak. Jadi nasionalisme
harus dibangun secara berkelanjutan / berangsur-angsur.
Pada abad XX, organisasi politik dan
organisasi massa telah berkembang di bumi nusantara. Organisasi pertama yang
didirikan yaitu Budi Utomo oleh Dr.
Sutomo dan kawan-kawan 20 Mei 1908. Dengan tujuan belum secara eksplisit
untuk mencapai kemerdekaan, namun secara implisit menunjukan adanya kesadaran
bangsa. Yaitu meningkatkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya; meningkatkan
pertaniaan, peternakan, dan perdagangan; memajukan teknik dan kerajinan;
menghidupkan kesenian pribumi dan tradisi; menjunjung tinggi cita-cita
kemanusiaan, dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan bangsa.
Nasionalisme Budi Utomo yang diterapkan lebih ditekankan ke peningkatan budaya
dan pendidikan dalam rangka menuju bangsa yang terhormat dan karena hal itu
sering disebut “nasionalisme budaya”. Nasionalisme lebih merupakan fenomena
budaya dari pada fenomena politik karena dia berakar dari etnisitas, dan budaya
pra-modern yang bertransformasi menjadi gerakan politik sebagai sarana
mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar dalam membangun sebuah
negara berdasarkan kesamaan budaya.
Selanjutnya
muncul serikat dagang ( SI )
tahun 1912 yang lebih egalitarian dalam waktu yang relatif singkat telah
mendapatkan respons yang cukup banyak dari masyarakat, namun tidak dari
pemerintahan kolonial yang membatasi gerakan SI. Dalam konggres SI tahun
1912, Cokroaminoto mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun komite
pertahanan hindia. Hal tersebut sudah menunjukan kesadaran politik bangsa
semakin meningkat. Tahun 1912 kolaborasi indo dengan pribumi yaitu Douwes Dekker,
Soerwardi Soeryaningrat, dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo ( dikenal
dengan sebutan Tiga serangkai ), mendirikan Indische
Partij, dengan semboyan Indie Voor de
Indier ( Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia ) sehingga
organisasi itu merupakan organisai politik pertama yang bertujuan mendirikan
negara merdeka.
Sebagai wujud nasionalisme politik, cara
yang dipakai Indische partij untuk mencapai tujuan yaitu dengan menumbuhkan
rasa persatuan dan kesatuan Indies dan menjadikan orang-orang Indies mampu
membela tanah air dari serangan asing, yang disesuaikan dengan kondisi pada
waktu itu.
Selanjutnya
disusul dengan berdirinya Penghimpunan Indonesia tahun 1924 dan PNI tahun 1927 serta mencapai puncak konggres II
pemuda Indonesia pada 28 oktober 1928, yang melahirkan “Sumpah Pemuda”. Sumpah
pemuda sebagai tonggak sejarah dan mengandung Ilham semangat kebangsaan yang
Kuat dikalangan pemimpin maupun dikalangan rakyat Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang 1942-1945
merupakan periode katalis dalam memacu pertumbuhan sikap kebangsaan Indonesia.
Kebijakan yang anti barat mendorong indonesia dalam menumbuhkan sikap
kebangsaan / nasionalisme lokal Indonesia. Proklamasi 17
agustus 1945 merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam
menentang penjajahan sebagai wujud impementasi sikap kebangsaan yang telah
melahirkan negara bangsa. Dalam mewujudkannya para pemimpin telah melakukan kompromi yang
ditandai dengan penerimaan pancasila sebagai Ideologi Negara.
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Bukti Sejarah Tentang Perjalanan Sikap Kebangsaan"
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog ReadyyGo :
1. Kalimat atau Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk & Jenisnya.
4. Link Aktif atau Mati, Tidak Dipublikasikan & Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi.
6. Anda dapat request artikel lewat kolom komentar ini.
Terimakasih Atas Pengertiannya.