Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (
social stratification ) / pelapisan sosial adalah pengelompokan
para anggota masyarakat secara bertingkat (vertikal).
A. Peranan Sosial
Peranan sosial merupakan aspek
dinamis status sosial. Hal tersebut menunjukkan hak dan kewajiban yang
dilaksanakan berdasarkan status sosial yang dimiliki, berarti ada keterkaitan
antara peranan sosial dan status sosial yang dimiliki.
1. Apa itu Stratifikasi sosial?
Stratafikasi berasal dari kata
bahasa Latin, statum. Arti kata ini adalah
lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial
berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan
perbedaan yang terdapat di masyarakat dalam tingkat yang vertikal. Perbedaan
secara vertical menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/
rendah status (kedudukan) seseorang. Seorang ahli sosiologi, Pitirin A. Sorokin
menyatakan bahwa stratafikasi sosial merupakan perbedaan di dalam masyarakat
berdasarkan kelas sosial. Perbedaan ini menunjukkan posisi anggota masyarakat secara
vertical (tinggi atau rendah) yang berkaitan dengan kedudukan, tugas, dan
fungsinya di dalam masyarakat.
Dalam ilmu sosiologi, pelapisan sosial dalam masyarakat
lebih dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial
berasal dari bahasa latin “stratum” yang berarti tingkatan dan “socius” yang berarti
teman atau masyarakat. Secara harfiah stratifikasi sosial berarti tingkatan
yang ada dalam masyarakat. Kemudian apa sebenarnya yang dimaksud dengan
stratifikasi sosial? Agar mendapat gambaran yang jelas, berikut ini dikemukakan
pendapat para ahli tentang pengertian pelapisan sosial.
Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial adalah sistem yang
menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka
pada kelas sosial yang sesuai. Menurut Pitrim A. Sorokin (1959), bahwa sosial stratification is permanent
characteristic of any organized sosial group , yang artinya pelapisan sosial
merupakan ciri yang tepat pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih
lanjut beliau mengatakan bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Astried S. Susanto,
stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur
dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi yang
menentukan hubungannya dengan orang secara vertical maupun mendatar dalam
masyarakatnya. Paul. B Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial berarti
sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat. Robert M.Z.
Lawang, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privelese dan prestise.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapiasan
sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang
diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai
yang paling rendah.
Mengapa di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial? Pelapisan
sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat
tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.
Setelah mengetahui pengertian stratifikasi sosial,
selanjutnya dibahas tentang kriteria stratifikasi sosial di masyarakat. Ukuran
atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke
dalam pelapisan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Ukuran kekayaan, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak, akan menempati pelapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya dapat
dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan
yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja.
b. Ukuran kekuasaan, barang siapa memiliki kekuasaan atau
mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
c. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan
mendapatkan tempat pelapisan yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada
masyarakat yang masih tradisional. Misalnya orang tua yang dianggap berjasa
dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya terlepas dari
ukuran kekayaan dan kekuasaan.
d. Ukuran ilmu pengetahuan, digunakan sebagai salah satu
faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan.
Keempat ukuran tersebut di atas bukanlah bersifat limitif,
artinya masih ada ukuran lain yang dapat dipergunakan dalam kriteria penggolongan
pelapisan sosial dalam masyarakat, namun ukuran di ataslah yang paling banyak
digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.
Harta benda, kekuasaan, ilmu pengetahuan dan sebagainya,
merupakan kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan
tersebut. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang dihargai tadi akan dianggap
oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya mereka
yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yamg
dihargai tersebut, mereka akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang
yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah.
B. Stratifikasi Sosial Terbuka.
Dalam sistem stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota
masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha naik ke lapisan yang lebih
tinggi, atau jika kurang beruntung dapat jatuh, ke lapisan yang lebih rendah. Kelebihan
dari sistem ini adalah adanya rangsangan bagi setiap orang untuk mengejar
kemajuan. Semakin maju seseorang, tingkatan stratifikasinya pun akan naik.
Kelemahan sistem ini adalah adanya kemungkinan perasaan khawatir lapisan atas
tergeser kedudukannya ke lapisan bawah.
C. Stratifikasi Sosial Tertutup.
Stratifikasi sosial bersifat tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya
seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke
atas maupun ke bawah. Satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota suatu
lapisan dengan kelahiran.
Pelapisan sosial di masyarakat bentuknya berbeda-beda.
Bentuk ini akan dipengaruhi oleh kriteria atau faktor yang menjadi dasar pelapisan
masyarakat. Kriteria itu antara lain ekonorni, sosial atau kriteria politik.
Misalnya, bagi golongan politik tertentu yang termasuk mayoritas dalam kekuasaan
akan mendapat kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan nainderbus.
Mac-Iver mengemukakan bahwa dasar-dasar pelapisan kekuasaan atau
piramida kekuasaan terbagi dalam tiga pola umum, yaitu: tipe kasta, tipe
oligarki dan tipe demokratis.
a. Tipe Kasta.
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang
tegas dan kaku. Masyarakat dengan tipe kasta, misalnya masyarakat Hindu India
yang hampir-hampir tidak pernah terjadi gerak sosial yang vertikal. Pada puncak
piramida kekuasaan tipe kasta diduduki oleh seorang penguasa tertinggi,
misalnya seorang raja dengan lingkungan pendukungnya para bangsa, ksatria, dan
pendeta. Lapisan kedua terdiri atas para petani dan buruh tani yang kemudian
diikuti oleh lapisan diikuti oleh lapisan terendah yang ditempati oleh
budak-budak.
b. Tipe oligarki
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang
tegas. Pembedaan lapisan pada masyarakat dengan tipe oligarki ini ditentukan
oleh kebudayaan masyarakat tersebut, terutama pada kesempatan yang diberikan
kepada seluruh warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Perbedaan
antara tipe kasta dan tipe oligarki adalah adanya kesempatan setiap individu
untuk naik lapisan meskipun pada tipe ini lapisan diperoleh berdasarkan
kelahiran (ascribed status). Pada tipe oligarki terdapat lapisan yang lebih
khusus dan perbedaan antar lapisan tidak mencolok. Pada piramida kekuasaan tipe
oligarki, kelas menengah merupakan warga yang paling banyak jumlahnya. Hal itu
terjadi karena industri, perdagangan dan keuangan memegang peranan yang febih
penting. Kesempatan untuk naik tingkatan lapisan pada rnasyarakat ttengan tipe
oligarki bermacam-macam. Bahkan anggota masyarakat pada kelas menengah
mempunyai kesempatan untuk menjadi penguasa. Tipe oligarki ditemukan pada
masyarakat feodal yang telah berkembang.
c. Tipe demokratis
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan antar
lapisan yang bersifat sangat mobil, Ascribed status tidak memegang peranan
penting. Karena faktor kemampuan dan keberuntungan seseorang lebih dominan pada
sistem lapisan ini. Hal ini bisa dialami oleh anggota-anggota partai politik
pada masyarakat demokratis yang dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu dalam
masyarakat melalui partai yang dipegangnya.
Pirarnida kekuasaan tipe demokratis tersebut merupakan tipe
ideal. Namun, dalam kenyataan seringkali terjadi penyimpangan. Hai itu terjadi
karena masyarakat selalu mengalami perubahan sosiai dan kebudayaan. Setiap
terjadi perubahan mengakibatkan terjadinya pula perubahan piramida kekuasaaan. Stratifikasi
hanya dikenal dalam lapangan teoritis karena masyarakat Indonesia tidak
mengakui secara tegas seseorang termasuk dalam ketas mana, Indonesia tidak
mengenal sistem kasta serta sistem stratifikasi terbuka. Pengaruh difensiasi
dan stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat. Diferensiasi merupakan
perbedaan secara horizontal, sedangkan stratifikasi merupakan perbedaan secara
vertikal. Dengan memahami konsep pengertian tadi, maka kita dapat membedakan
antara diferensiasi dan stratifikasi diferensiasi dan stratifikasi sosial
adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Diferensiasi Sosial
Seperti telah dijelaskan, diferensiasi sosial adalah
pengelompokan penduduk ke dalam kelas-kelas secara horizontal yang didasarkan
atas unsur-unsur kehidupan sosial tertentu secara ras suku bangsa, agama antar
golongan (SARA), dalam arti bahwa unsur-unsur tersebut memiliki derajat yang
sama. Namun dalam kondisi tertentu pengelompokan tersebut menyebabkan timbulnya
perbedaan sosial yang dimanifestasikan dalam bentuk ketimpangan sosial.
Ketimpangan sosial yang timbul dari diferensiasi sosial adalah:
a. Diskriminasi ras, jenis kelamin, dan profesi.
b. Etnosentrisme
c. Disharmoni kehidupan agama
d. Benturan kepentingan antar golongan
2. Pengaruh Stratifikasi Sosial
Gejala yang tampak akibat perbedaan lapisan sosial adalah timbulnya
perbedaan harga diri atau prestise. Ukuran perbedaan ini adalah gaya hidup,
penggunaan simbol-simbol prestise, kekuasaan dan previlese. Perbedaan-perbedaan
tersebut diklasifikasikan dalam tindakan dan interaksi sosial.
a. Pengaruh Stratifikasi Sosial terhadap Tindakan Sosial
Setiap kelas/lapisan menunjukkan perilaku khas yang menggambarkan
lapisan atas, menengah, dan bawah/rendah. Masing-masing kelas mempunyai selera
yang berbeda dalam setiap aspek kehidupan, seperti pakaian, perlengkapan rumah
tangga, hiburan, makanan, bacaan dan sebagainya. Perbedaan selera tersebut
menunjukkan simbol status sosialnya atau pada lapisan mana dia berada.
b. Pengaruh Stratifikasi Sosial Terhadap Interaksi Sosial
Simbol status merupakan salah satu aspek yang menunjukkan perbedaan
kelas dalam interaksi sosial. Simbol status adalah tanda yang menunjukkan
status seseorang daiam masyarakat. Simbol status berfungsi untuk memberitahukan
status yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Oleh karena itu, seseorang
yang memiliki suatu status cenderung memperlihatkan apa yang telah diraihnya
kepada orang lain melalui berbagai simbol. Simbol-simbol status yang dapat ditemui
dalam kehidupan sehari-hari antara lain cara menyapa, bahasa dan gaya
berbicara, pola-pola komunikasi non verbal, dan penyebutan gelar.
2. Proses interseksi dan konsolidasi keanggotaan warga masyarakat
Proses kehidupan bermasyarakat dimulai dari adanya kelampok yang
paling kecil yaitu keluarga. Dari keluarga terbentuk suatu kelompok yang
disebut klan. Di daerah-daerah terdapat beberapa klan yang merupakan anggota
dari suku bangsa.
Proses itu dimulai dari satu klan berinteraksi dengan klan
yang lain dan suku bangsa yang satu berinteraksi dengan suku bangsa yang lain
ras satu berinteraksi dengan ras lain, interaksi tidak hanya dalam kelompok
klan, suku bangsa, ras tetapi juga melibatkan agama atau hukum adat yang
berlaku. Contoh:
a)Perkawinan antara orang Bugis dengan seseorang dari suku Dayak.
b)Perkawinan seseorang dari suku Batak yang patrilineal
dengan suku Jawa yang parental.
c)Perkawinan orang Cina keturunan ras Raongoloid dengan
sukuDayak.
Akibat perubahan konsolidasi dan interseksi terhadap
diferensiasi dan stratifikasi sosial, munculnya primordialisme dan politik
aliran.
Primodialisme adalah
suatu paham mendasar yang pertama kali dikenal dalam proses pertumbuhan
seseorang sehingga membentuk pola perilaku khas dalam kelompoknya.
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya primordialisme :
a) Adanya kecintaan yang mendalam terhadap kampung halaman beserta
anggota-anggotanya, dan kerabat yang senior.
b) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa (bernilai lebih)
oleh warga kelompok sasial tertentu.
c) Adanya tekad yang kuat untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya
terhadap ancaman luar.
d) Adanya nilai-nilai yang dijunjung tinggi yang berkaitan
dengan religi yang dianutnya, adat istiadat, seni budaya.
Politik Aliran
Politik aliran adalah paham sistem politik yang digunakan
untuk mencapai tujuan politik menurut Glifford Geertz, politik aliran adalah keadaan
berpolitik dimana partai-partai politik yang ada dikelilingi dan diikuti oleh
sejumlah organisasi masa baik formal maupun non formal yang berpegang pada
idiologi yang sama. Politik aliran di Indonesia mulai tumbuh pada masa
kebangkitan nasional (1908) dan terus berkembang hingga masa pemerintahan orde
lama dan masa peralihan orde baru (1961-1971). Ciri-ciri politik aliran:
a. Adanya organisasi politik induk yang berpegang dan memperjuangkan
idiologi tertentu dan kelompok primordial.
b. Organisasi politik tersebut mempunyai cabang-cabang organisasi
massa yang berada dibawahnya dengan ideologi yang sama.
c. Yang lebih diperjuangkan terutama adalah kepentingan kelompoknya.
d. Pada umumnya memiliki surat kabar atau majalah yang
menjadi sarana perjuangannya untuk mempengaruhi publik.
e. Secara umum mereka kurang tolerensi dan sulit meyakini
kerja sama dengan kelompok lain, bahkan serig terjadi persaingan yang tidak
sehat, saling curiga, dan konflik tersembunyi.
Penggolongan Politik Aliran
Ada 4 aliran yang berkembang dalam kehidupan politik di
dunia yaitu:
1. Aliran kiri, suatu paham kepartaian yang berciri radikal
liberal.
2. Aliran kanan, suatu paham kepartaian yang berciri
konservatif.
3. Aliran ekstrim kiri, suatu paham kepartaian yang berciri
komunis sosialis.
4. Aliran ekstrim kanan, suatu paham kepentingan yang
berciri reaksioner.
Perkembangan masyarakat dunia ketiga termasuk negara
lndonesia bergerak secara evolusioner dari tradisional ke modern. Giddens
(1989) mengemukakan bahwa kesaling ketergantungan masyarakat dunia semakin
meningkat. Proses tersebut dinamakan globalisasi ( globalization ) yang
ditandai dengan kesenjangan besar anatara kekayaan dan tingkat hidup masyarakafi
dunia ketiga.
RANGKUMAN
1. Stratifikasi sosial
diperlukan karena dapat menjaga keseimbangan masyarakat atau demi kelangsungan
kehidupan masyarakat. Sesuatu yang berharga (bernilai) dalam masyarakat
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, tetapi karena jumlahnya yang
terbatas hanya orang-orang yang mampu mendapatkannyalah yang akan mendapatkan
status atau posisi sosial yang lebih tinggi.
2. Dalam setiap masyarakat
terdapat sesuatu yang berharga (bernilai) yang untuk mendapatkannya diperlukan
suatu perjuangan sehingga yang dapat memilki sesuatu yang berharga tersebut
akan menempati posisi dalam sistem pelapisan sosial. Diferensiasi sosial
terbentuk karena masyarakat manusia memiliki keragaman ciri, baik ciri fisik,
budaya, maupun sosial. Diferensiasi dan stratifikasi sosial merupakan gejala
umum yang terdapat dalam suatu masyarakat, baik pada masyarakat yang masih
sederhana maupun yang taraf kebudayaannya sudah maju.
Glosarium
Stratifikasi social: Penggolongan warga
masyarakat ke dalam kelompok- kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat
Hierarchies: Bertingkat
Upper class: Kelas atas
Middle class: Kelas menengah
Lower Class: Kelas rendah atau
kelas bawah
System social: keseluruhan struktur
sosial dan proses social
Struktur social: keseluruhan susunan
status, peran, dan aturan-aturan yang mengikat status dan peran tersebut dalam
sebuah interaksi social
Proses social: Segi dinamis dari
struktur sosial yang terwujud dalam sebuah interaksi social
System social: keseluruhan
dinamisitas dari struktur sosial dalam suatu proses social
Diferensiasi: Perbedaan
Status social: suatu posisi yang
disandang oleh seseorang dalam suatu kelompok masyarakat yang didalamnya
melekat hak dan sekaligus kewajiban tertentu
Kasta: sebutan untuk tingkatan
sosial dalam struktur sosial masyarakat hindu
Privilese: Hak istimewa
Budaya: Hasil dari cipta,
karsa, dan karya manusia
Dikotomi: perbedaan
Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-beda tetapi
Satu Jua
Diferensiasi sosial : Keragaman sosial
Referensi buku; Elisanti Tintin
Rostini, Sosiologi, Jakarta Penerbit : CV. Indradjaja 2009
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER