Struktur Sosial Dalam Masyarakat

Kata struktur berarti susunan. Struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-realsi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Struktur sosial dapat ditinjau dari segi status, peranan, nilai-nilai, norma dan institusi sosial dalam sistem relasi sosial. Struktur sosial sebagai konsep umum yang merujuk pada unsur-unsur atau satuan–satuan dalam masyarakat seperti sub sistem, jenis organisasi dan institusi sosial. Kajian struktur sosial meliputi konsep tentang individu, masyarakat, sistem sosial, kelompok sosial dan organisasi sosial. Dengan demikian, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial, yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial.


Kehidupan bermasyarakat akan aman, jika anggota masyarakat yang menjalin rangkaian dalam relasi sosial menjalankan peran, tugas, dan wewenangnya sesuai dengan norma yang berlaku. Jika anggota masyarakat telah melanggar norma, maka terjadi pergesekan yang akhirnya dapat memicu konflik sosial. 

A. Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya keragaman masyarakat di Indonesia.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis ini menunjukan perbedaan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh manusia. Perbedaan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna bola mata, bentuk hidung, bentuk badan dan muka dinamakan Ras. Charles Darwin dalam bukunya  Origin of Species (1859), setelah mengelilingi dunia dan mengklarifikasi puluhan ribu mahluk hidu[pdan jejak fosil dari bentuk kehidupan awal, ia mengembangkan teori bahwa manusia berkembang secara bertahap. Teori ini timbul karena adanya kelangsungan hidup dari bentuk biologis yang paling cocok untuk hidup.
keanekaragaman Ras di Indonesia
b. Faktor Geografis dan Pengaruh bangsa Asing
Kondisi geografis merupakan faktor penting dalam perkembangan manusia. Perbedaan yang besar dalam iklim dan topografi merupakan rintangan yang serius untuk berbagai macam perkembangan manusia dan kebudayaan. Perkembangan iklim yang berbeda-beda antar daerah melahirkan manusia-manusia yang berbeda pula. Contoh, Indonesia beriklim tropis, dilintasi oleh garis khatulistiwa hanya memiliki dua musim hujan dan kemarau. Kondisi ikilim demikian melahirkan lingkungan masyarakat sebagai masyarakat pertanian dan ladang. Maka budaya yang berkembang di Indonesia pun adalah budaya masyarakat petani dan struktur sosial masyarakat Indonesia-pun akan dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat petani. Secara geografis, posisi Indonesia sangat strategis terletak dipersimpangan jalur lintasan internasional Asia dan India. Kondisi ini memungkin adanya interaksi sosial antara masyarakat Indonesia dengan bangsa Asing sehingga menambah kemajemukan masyaraka di Indonesia . Sejarah mencatat pada abad ke 4 SM Indonesia sudah menerima pengaruh agama dan budaya India. Proses interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa India, menjadikan agama Hindu dan Budha yang dibawa oleh bangsa India bercampur dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia yaitu animisme dan dinamisme.
Kasta adalah:
Pengaruh nyata budaya Hindu di Indonesia adalah sistem kasta. Di Bali kasta sebagai bentuk dari stratifikasi sosial masyarakat Bali. Pada umumnya kasta digolongkan pada:
a. Kasta Brahmana
b. Kasta Sudra
c. Kasta Waisya
d. Kasta Kesatria

Pengaruh Islam datang ke Indonesia sekitar abad ke-13 melalui para pedagang Arab dari Gujarat yang sedang melakukan perdagangan dan pelayaran internasional yang mampir ke Indonesia untuk transit dan beristirahat. Penyebaran agama Islam yang dilakukan sebagai kewajiban dakwah bagi penganut Islam dapat berkembang dengan baik di Indonesia. Pengaruh islamisasi terhadap budaya asli di Indonesia melahirkan agama baru dab kebudayaan baru yang khas di Indonesia. Agama Islam yang bukan agama asli bangsa Indonesia banyak memberikan perubahan tatanan hidup, struktur sosial dan kebudayaan masyarakat.

Pada abad ke-15 bangsa Indonesia menerima pengaruh asing dari bangsa Eropa yang melakukan kolonialisasi dan imprealisme. Akibat kolonialisme ini bangsa Indonesia banyak mengalami perubahan dalam segala aspek kehidupan. Proses interaksi sosial dengan bangsa Asing yang memiliki peradaban lebih maju daripada bangsa Indonesia, menjadikan bangsa Indonesia banyak mengalami perubahan sosial. Selain pengaruh kebudayaan Barat yang masuk ke Indonesia, bangsa Portugis, Belanda dan Inggris yang datang ke Indonesia juga menyebarkan agama Kristen. Sama halnya dengan Islam, penyebaran agama kristen dan kristenisasi memberikan banyak pengaruh terhadap status sosial masyarakat Indonesia. Kedua konsep sosiologi tersebut menunjuk pada tingkatan perbedaan kedudukan dan status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.

B. Pengertian dan Dasar – dasar Diferensiasi Sosial di
Masyarakat Diferensiasi sosial ( sosial differentiation ) adalah pembedaan anggota masyarakat secara horizontal atau mendatar. Pembedaan ini tidak memperhatikan tingkatan sosial atau tinggi rendahnya status sosial. Misalnya status sosial anggota masyarakat di sekolah mu. Ada guru Sosiologi, guru Sejarah, guru Fisika, guru Kimia, guru Kesenian dan guru-guru mata pelajaran lainnya. Perbedaan itu bersifat horizontal / mendatar yaitu menunjukan spesialisasi ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru-guru itu.

Dasar-dasar Perwujudan diferensiasi sosial di masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Ras
Ras merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dijadikan berbangsa-bangsa adalah untuk saling membedakan dan saling mengenal. Dalam ras tidak ada ukuran tinggi rendah karena ras adalah identitas kodrat yang akan selalu dimiliki oleh manusia. Dabzhanzky dalam bukunya Herdity Race Society berpendapat rasa adalah populasi yang dapat dibedakan berdasarkan gen atau kategori individu berdasarkan individu secara turun temurun memiliki ciri fisik dan biologis tertentu.

Penggolongan ras dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri morfologis yang tampak (fenotif). Ciri-ciri ini dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu:
1) Ciri kualitatif, yaitu warna kulit, bentuk rambut dan lain-lain
2) Ciri kuantitatif, yaitu bentuk badan, berat badan dan lain-lain

Peristiwa sejarah mencatat, kesalahpahaman dalam memahami pembedaan sosial di masyarakat yaitu menjadikan RAS sebagai ukuran tinggi rendahnya (stratifikasi sosial) status sosial masyarakat. Pada zaman perbudakan di Eropa dan Afrika, perbedaan masyarakat didasarkan pada warna kulit. Kulit Putih dianggap ras lebih unggul dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit ini, berdampak pula dalam perbedaan aspek-aspek kehidupan lainnya di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Nellson Dan Adlof Hitler
Ras adalah pengelompokan berdasarkan ciri-ciri biologis, bukan berdasarkan ciri-ciri sosiokultural. Contoh ras Negroid yang dimaksud bukanlah sifat kebudayaanya melainkan sifat ciri fisiknya. Ilmu yang mempelajari ras-ras manusia di dunia disebut  Somatologi.
A. L Kroeber membuat klasifikasi ras di dunia menjadi lima yaitu:
Jenis Ras
Beberapa Ras didunia
c. Suku Bangsa
Sebenarnya pemahaman suku dan bangsa berbeda, konsep bangsa lebih luas dibandingkan dengan suku. Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebuadayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Golongan sosial yang disebut bangsa memiliki ciri- ciri yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal dan kebudayaan. Selain itu yang menjadi ciri-ciri mendasar suku bangsa ialah tipe fisik, bahasa yang digunakan, adat istiadat, kesenian dan kesadaran kolektif.
orang papua
Suku bangsa menjadi dasar diferensiasi sosial, karena pembedaan antar suku bangsa secara mendasar, tidak menunjukan tingkat tinggi rendahnya. Sebagai contoh, suku Jawa dengan Suku Sunda merupakan dua suku yang berbeda, namun tidak dapat dibedakan suku mana yang lebih tinggi derajatnya. Ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh setiap suku bangsa menjadi identitas masyarakat suku bangsa tersebut. Berdasarkan data, jumlah suku bangsa di Indonesia berjumlah 366 suku bangsa.
Menurut Van Vollenhoven, di Indonesia terdapat 19 lingkaran
hukum adat, yaitu: 19 Lingkaran hukum adat di Indonesia:
1. Aceh                                                9.Gorontalo
2. Gayo-Alas dan Batak                     10. Toraja
2a. Nias dan Batu                               11. Sulawesi Selatan
3. Minangkabau                                  12. Ternate
3a. Mentawai                                      13. Ambon-Maluku
4. Sumatera Selatan                            14. Papua (Irian)
4a. Enggano                                        15. Kepulauan Barat Daya
5. Melayu                                            16. Timor
6. Bangka dan Biliton                         17. Bali dan Lombok
7. Kalimantan                                      18. Jawa Tengah dan Jawa Timur
8. Sangir-Talaud                                  19. Surakarta dan Jogjakarta
Tarian
d. Bahasa
Kenapa setiap suku bangsa memiliki bahasa yang berbeda-beda? Salah satu dasar pembedaan diferensiasi sosial adalah bahasa. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa bahasa termasuk kedalam ciri- ciri yang dimiliki oleh suku bangsa. Pembedaan suku bangsa dapat dilihat dari perbedaan bahasa yang dipakai oleh suku bangsa tersebut. Bahasa sebagai alat komunikasi antar sesama manusia memiliki ciri berbeda dan khas. Perbedaan bahasa ini disebabkan oleh:
1). Pengaruh bahasa Asing
Beberapa wilayah yang berinteraksi dengan masyarakat asing akan menyerap beberapa istilah asing kedalam bahasa daerahnya. Penyerapan bahasa asing terjadi karena adanya istilah-istilah baru yang sebelumnya tidak ada dalam pembedaharaan bahasa daerah. Indonesia menerima banyak pengaruh bahasa asing dari beberapa negara seperti Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang. Bahasa asing yang paling banyak diserap oleh bahasa daerah di Indonesia yaitu bahasa Belanda, Inggris dan Portugis.
2). Perbedaan Wilayah
Perbedaan wilayah seringkali menjadi batas penggunaan bahasa daerah, maksudnya bahasa daerah hanya digunakan di daerahnya saja karena bahasa merupakan salah satu ciri identitas suatu daerah. Misalnya, bahasa Sunda hanya digunakan oleh masyarakat daerah Jawa Barat, bahasa Jawa hanya digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah atau Jawa Timur saja. Wilayah yang terpencil, biasanya memiliki bahasa lebih terbatas lagi karena keterbatasan pemahaman mereka terhadap lingkungannya.
3). Latar Belakang sejarah yang berbeda
Latar belakang sejarah berpengaruh terhadap bahasa daerah suatu masyarakat. Sebagai contoh, bahasa Sunda di Banten merupakan perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa, hal ini terjadi karena latar belakang sejarah masyarakat Banten pernah berinteraksi dengan masyarakat Jawa pada jaman kerajaan Mataram.
4). Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan.
Lingkaran hukum adat sekaligus menjadi batas pemakaian bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya, karena bahasa tersebut menjadi ciri identitas dari suatu lingkaran hukum adat. Setiap lingkaran hukum adat akan memiliki bahasa sendiri.

e. Agama
Agama merupakan sistem keyakinan dan praktek keagamaan yang biasanya sudah dibakukan dan dirumuskan, dianut secara luas dan dipandang sebagai sesuatu yang benar. Agama termasuk kedalam perujudan diferensiasi sosial. Alasannya adalah keanekaragaman agama tidak menunjukan tingkatan tinggi rendah. Di dunia terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan. Keberagaman agama di Indonesia dapat dilihat kebebasan memeluk dan menjalankan agama dilindungi oleh negara.

Agama yang secara resmi diakui oleh negara antara lain yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Dalam perkembangan agama di dunia, agama sering dijadikan alasan terjadi konflik atau peperangan. Banyak peristiwa – peristiwa besar yang melibatkan agama sebagai sumber konflik. Dalam hal ini agama menjadi kekuatan sebagai pemersatu masyarakat dan sebagai kekuatan yang dinamis. Fungsi agama mencakup kurang lebih tiga jenis lingkup perhatian yaitu, pola keyakinan yang disebut doktrin, yang menentukan sifat hubungan antar manusia dengan sesamanya dan manusia dengan Tuhannya; ritual yang melambangkan doktrin yang mengingatkan manusia pada doktrin tersebut; dan  seperangkat norma tertentu yang konsisten dengan doktrin tersebut.
Aktivitas keagamaan
Para pemeluk agama sering menganggap agamanyalah yang paling benar. Setiap agama tidak hanya mempengaruhi masyarakat melalui etos budaya - nilai–nilai yang dominan yang dibangunnya. Dalam beberapa masyarakat yang sederhana agama dilembagakan, tetapi tidak diorganisasi. Dengan kata lain masyarakat memiliki lembaga agama— sistem kepercayaan dan praktek keyakinan yang dibakukan, diresmikan dan dipandang perlu dan penting oleh seluruh anggota masyarakatnya.

F. Gender
Gender adalah perbedaan secara seks antara perempuan dan laki-laki. Secara biologis, perbedaannya yaitu karakteristik seks primer, seperti alat kelamin yang berbeda antara pria dan wanita dan karakteristik seks sekunder yang akan muncul seperti bentuk suara. Perbedaan ini bersifat kodrati, yaitu diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk mengemban peranan yang berbeda pula. Perbedaan gender adalah cara berprilaku bagi pria dan wanita yang sudah ditentukan oleh kebudayaan dan kodratnya yang kemudian manjadi bagian dari kepribadian.

Peran gender yaitu pola-pola sikap dan tingkah laku yang dimasyarakat berdasarkan jenis kelamin, dibuat oleh masyarakat, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui agen-agen sosial, seperti keluarga, kelompok bermain dan media massa. Perbedaan jenis kelamin, sering diartikan sebagai perbedaan perlakuan masyarakat terhadap seseorang. Di setiap kebudayaan, lelaki dianggap lebih mulia. Lelaki diberi peran lebih besar dan menentukan. Misalnya, peran perempuan di masyarakat lebih kecil dibanding laki-laki. Contoh-contoh itu dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Banyak bidang-bidang pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki.
Mantan Presiden Megawati.jpg
Akan tetapi, saat ini perempuan pun dapat memperoleh peran yang sejajar dengan laki-laki dalam struktur sosial di masyarakat. Sudah banyak perempuan yang memegang jabatan di pemerintahan, kepolisian, dan perusahaan.

C. Peranan Diferensiasi Sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bangsa Indonesia sudah dikenal keanekaragaman budayanya sejak jaman dulu. Hal ini dapat diketahui dari catatan-catatan sejarah tentang Indonesia yang melukiskan keberagaman dan kekayaan budaya, adat, bahasa, dan kesenian yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kedatangan bangsa asing ke Indonesia seperti agama Hindu, Budha dan Islam menambah kaya keanekaragaman kehidupan sosial budaya di Indonesia. Perpaduan ketiga agama itu menjadi sebuah identitas baru bagi bangsa Indonesia yang selanjutnya identitas itu dipertahankan. Bahkan ketika datang kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa di Indonesia, pembedaan sosial yang sudah menjadi identitas masyarakat Indonesia saat itu menjadi kekuatan sosial melawan bangsa Asing. Kolonialisme adalah perampasan hak – hak asasi manusia yang bertentangan dengan nilai-nilai diferensiasi sosial yaitu pembedaan yang dianut tidak menunjukan pelapisan sosial, sedangkan kolonialisme mengusung perbedaan derajat manusia dari segi kemanusiaan.

Sejarah banyak mencatat peristiwa-peristiwa perampasan dan penindasan hak-hak manusia yang terjadi karena salah memahami konsep pembedaan sosial. Contohnya Apartheid di Afrika Selatan, Pemusnahan etnis Yahudi oleh Adolf Hitler, Konflik Agama yang berkepanjangan di Kashmir India.

Kesalahahpamahan dalam memahami pembedaan sosial karena adanya Primodialisme yaitu satu faham yang menilai kelompoknya lebih unggul dari pada kelompok sosial lainya. Kemudian adanya faham etnosentrisme yaitu suatu faham bahwa budaya, suku bangsa dan bangsa sendirilah yang lebih baik dan lebih unggul dari bangsa yang lain.

Faham – faham inilah yang menjadikan keanekaragaman menjadi sebuah perbedaan yang saling mengancam satu sama lain. Fanatisme terhadap kelompok menjadikan sikap separatis dan eksklusif terhadap kelompok yang lain.

Dalam proses perkembangan masyarakat Indonesia membangun bangsa, sikap primodialisme ini dalam lingkup yang kecil melahirkan elit-elit kecil dimasyarakat yang berkembang menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Sebagai contoh adanya golongan tuan tanah dipedesaan. Peperangan antar suku juga merupakan contoh bentuk fanatisme terhadap kelompoknya.

Di Papua Barat saat ini banyak terjadi peperangan antar suku, di Poso dan Ambon adalah konflik yang diakibatkan karena persoalan SARA. Tawuran antar anak-anak sekolah, mahasiswa dengan mahasiswa merupakan bentuk konflik horiontal.

Dalam lingkup yang besar primodialisme ini muncul disebabkan oleh rasa ketidakpuasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Gerakan primodialisme muncul dipicu oleh keinginan untuk mengulang kembali kejayaan masa lampau yang pernah diraih oleh kelompok masyarakatnya. Gerakan primodialisme lahir karena ingin mendapatkan kembali hak-hak nya yang diberikan kepada pemerintahan yang sah. Indonesia mengalami beberapa gerakan konflik separatis seperti GAM di Aceh, Timor Timur, Gerakan Papua Barat dan gerakan-gerakan seperatisme lainya.
Dipapua banyak trjadi peperangan antar suku & bentrokan
RANGKUMAN
1. Keanekaragaman sosial di Indonesia dapat difahami dengan konsep diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Kedua konsep ini menunjukan pembedaan dan perbedaan masyarakat di Indonesia sebagai cir khas sosial budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
2. Struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-reasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Struktur sosial dapat ditinjau dari segi status, peranan, nilai-nilai, norma dan institusi sosial dalam sistem relasi sosial. Struktur sosial sebagai konsep umum yang merujuk pada unsur-unsur atau satuan – satuan dalam masyarakat seperti sub sistem, jenis organisasi dan institusi sosial. Kajian struktur sosial meliputi konsep tentang individu, masyarakat, sistem sosial, kelompok sosial dan organisasi sosial.
3. Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia adalah diantaranya yaitu; faktor biologis ini menunjukan perbedaan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh manusia. Perbedaan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna bola mata, bentuk hidung, bentuk badan dan muka dinamakan Ras. faktor geografis dan pengaruh bangsa asing kondisi geografis merupakan faktor penting dalam perkembangan manusia. Perbedaan yang besar dalam iklim dan topografi merupakan rintangan yang serius untuk berbagai macam perkembangan manusia dan kebudayaan.
4. Diferensiasi sosial (sosial differentiation) adalah pembedaan anggota masyarakat secara horizontal atau mendatar. Pembedaan ini tidak memperhatikan tingkatan sosial atau tinggi rendahnya status sosial.
5. Dasar-dasar Perwujudan diferensiasi sosial di masyarakat adalah sebagai berikut: Ras merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dijadikan berbangsa-bangsa adalah untuk saling membe-dakan dan saling mengenal. Dalam ras tidak ada ukuran tinggi rendah karena ras adalah identitas kodrat yang akan selalu dimiliki oleh manusia.
6. Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebuadayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Golongan sosial yang disebut bangsa memiliki ciri-ciri yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal dan kebudayaan. Selain itu yang menjadi ciri-ciri mendasar suku bangsa ialah tipe fisik, bahasa yang digunakan, adat istiadat, kesenian dan kesadaran kolektif. Bahasa sebagai alat komunikasi antar sesama manusia memiliki ciri berbeda dan khas.

Glosarium;
Animisme
Kepercayaan kepada roh-roh yang mendiami semua benda (pohon, batu, sungai gunung).
Dinamisme
Kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidupnya.
Fosil
Tulang belulang binatang aatau sisa tumbuhan jaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah.
Geografis
Bersangkutan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat permukaan bumi, atmosfier, penduduk, flora, fauna serta hasil yang diperoleh dari bumi.
Horizontal
Terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis mendatar.
Imperialisme
Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Islamisasi
Proses penyebaran agama Islam yaitu agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, berpedoman pada Kita Al-Qur’an yang ditunkan ke dunia melalui Wahyu Allah Swt.
Integrasi
Proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah dan pembentukan suatu identitas nasional.
Intervensi
Campur tangan perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara, dsb).
Kolonialisme
Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bengsa lain dengan maksud untuk memperluas negaranya.
Morfologis
Cabang linguistik tentang morfem dan struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian.


Sumber Rangkuman;Elisanti Tintin Rostini. 2009. Sosiologi 2. Jakarta: CV. Indradjaja

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel