Bahasa Dan Komunikasi Dalam Pelestarian Budaya
Latar Belakang Masalah
Bahasa telah ada sejak zaman kuno. Manusia zaman dahulu telah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, walaupun mereka belum mengenal tulisan. Semua manusia normal pasti dapat berbicara, terutama manusia yang berbudaya, dan di berbagai masyarakat. Dalam berbagai kegiatan mereka tidak lepas dari menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Bahasa dan sistemnya adalah salah satu dari unsure sebuah kebudayaan. Tanpa bahasa suatu kebudayaan terasa kurang lengkap dan tidak sempurna. Bahasa dapat digunakan sebagai identitas suatu bangsa dan budayanya. Misalnya, negara Indonesia berbahasa Indonesia, dan Suku Jawa berbahasa Jawa.
Bahasa juga sebagai pendorong perkembangan suatu kebudayaan. Jika suatu bahasa itu hilang atau lenyap, maka budaya itupun juga dianggap hilang. Karena bahasa adalah unsur terpenting suatu budaya, maka manusia sebagai makhluk berbudaya harus mempelajari, mengembangkan, menjaga, dan melestarikan bahasa tersebut.
Hakikat Bahasa
Bahasa telah ada sejak zaman kuno. Manusia zaman dahulu telah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, walaupun mereka belum mengenal tulisan. Semua manusia normal pasti dapat berbicara, terutama manusia yang berbudaya, dan di berbagai masyarakat. Dalam berbagai kegiatan mereka tidak lepas dari menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Bahasa dan sistemnya adalah salah satu dari unsure sebuah kebudayaan. Tanpa bahasa suatu kebudayaan terasa kurang lengkap dan tidak sempurna. Bahasa dapat digunakan sebagai identitas suatu bangsa dan budayanya. Misalnya, negara Indonesia berbahasa Indonesia, dan Suku Jawa berbahasa Jawa.
Bahasa juga sebagai pendorong perkembangan suatu kebudayaan. Jika suatu bahasa itu hilang atau lenyap, maka budaya itupun juga dianggap hilang. Karena bahasa adalah unsur terpenting suatu budaya, maka manusia sebagai makhluk berbudaya harus mempelajari, mengembangkan, menjaga, dan melestarikan bahasa tersebut.
Hakikat Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem bunyi,yang kalau
digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti, yang dapat ditangkap oleh
semua orang yang berbicara dalam bahasa itu. Meskipun manusia pertama-tama
bersandar pada bahasa untuk saling berkomunikasi satu sama lain, tetapi bahasa
bukanlah satu-satunya sarana komunikasi. Sarana-sarana lain ialah para bahasa
(para language), yaitu sistem bunyi yang menyertai bahasa, dan kinesika
(kinesics), yaitu sistem gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan
(message). (William A. Haviland, Antropologi jilid I).
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan
suara yang dihubungkan satu sama lain menurut seperangkat aturan, sehingga
mempunyai arti. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berbagi
informasi dan pengalaman. Bahasa juga dapat digunakan oleh manusia untuk
menyatakan keprihatinan, kepercayaan, dan pengertian terhadap sesuatu atau
kepada orang lain. Sebagian menusia menganggap bahwa bahasa adalah sesuatu yang
sudah biasa dilakukan.
Pada
dasarnya, bahasa adalah sistem yang teratur yang ditemukan, dikembangkan dan
dilestarikan oleh manusia. Bahasa dapat diteliti oleh manusia dengan metode-metode
penelitian atau studi ilmiah tentang bahasa.
Macam Studi Ilmiah Modern Tentang Bahasa
Linguistik adalah studi ilmiah modern tentang bahasa,
sudah dimulai sejak awal abad ketujuh belas, yakni abad penjelajahan dan
penemuan dengan mengumpulkan fakta, mengumpulkan bunyi, kata-kata, dan
kalmat-kalimat dari sebanyak mungkin bahasa yang berbeda, terutama yang
dijumpai di negara-negara eksotis, oleh para penjelajah Eropa, para penjajah,
dan misionaris.
Linguistik dapat disebut juga sebagai studi ilmiah
modern tentang semua aspek bahasa. Fonologi adalah metode untuk menganalisis
dan memaparkan sebuah bahasa baru, menggunakan diinventarisasi dari semua bunyi
dan menciptakan cara yang tepat untuk menuliskannya. Fonologi merupakan studi
tentang pola bunyi bahasa.
Dapat didimpulkan bahwa fonologi adalah studi atau
metode untuk meneliti dan menganalisis bahasa baru atau bahasa asing, dengan
mempelajarinya agar dapat memaparkan dan menuliskannya dengan benar. Sedangkan
morfologi adalah studi proses membuat dan mempelajari suatu inventaris bunyi.
Dapat dikatakan morfologi adalah studi untuk mempelajari suatu unit bahasa
terkecil dan mempunyai makna.
Linguistik, fonologi, dan morfologi adalah beberapa
studi ilmiah modern tentang bahasa yang dapat digunakan oleh manusia untuk
mempelajari dan maneliti bahasa. Etnolinguistik adalah cabang linguistik yang
menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang
belum memiliki tulisan. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dari
bahasa. Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna bahasa manurut perspektif
mitra tutur. Sintaksis adalah studi tentang penggabungan kata.
Hubungan Bahasa Dalam Kerangka Kebudayaan
Bahasa digunakan oleh manusia yang menjadi anggota
masyarakat tertentu, yang masing-masing memiliki kebudayaan yang khas.
Variable-variabel sosial seperti kelas dan status sosial orang yang berbicara
juga mempengaruhi caranya menggunakan bahasa. Misalnya, pada suku Jawa di
Yogyakarta, kelas dan status sosial mempengaruhi cara penggunaan bahasa. Anak
kecil jika berbicara dengan orang dewasa atau kepada orang tua harus
menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil sebagai symbol untuk menghormati mereka.
Orang tua dan dewasa saat berbicara dengan anak kecil atau dibawah umur, mereka
menggunakan bahasa Jawa Ngoko. Seorang kakek nenek atau orang tua saat
berbicara dengan seorang raja, presiden, atau orang yang memiliki tahta
kedudukan yang tinggi mereka menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil.
Bahasa bukan sekedar cara member kode untuk proses
menyuarakan gagasan dan kebutuhan kita, tetapi lebih merupakan suatu pengaruh
pembentuk, yang dengan mneyediakan galur-galur ungkapan yang mapan, yang
menyebabkan orang melihat dunia dengan cara-cara tertentu mengarahkan pikiran
dan perilaku manusia.
Cara seseorang menggunakan bahasa mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kebudayaan orang tersebut. Orang Jawa dalam berbicara berbeda
dengan Orang Batak. Orang Indonesia dalam berbicara berbeda dengan Orang Arab.
Bahasa dapat digunakan sebagai identitas, kepribadian, atau karakter yang
berbeda dari satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Sebuah bahasa mempengaruhi sebuah kebudayaan. Bahasa
adalah identitas sebuah kebudayaan. Jika bahasa itu hilang atau tidak digunakan
lagi oleh suatu penduduk di suatu daerah maka budayanya dianggap hilang juga.
Misalnya, suatu penduduk yang biasanya menggunakan bahasa Jawa dalam hidup
kesehariannya, tetapi karena mereka pindah kesuatu tempat dan lama-lama mereka
melupakan bahasa Jawa, maka budaya Jawa akan dianggap telah lenyap atau dilupakan.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan
bahwa kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Bahasa
berasal dari hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat, berarti bahasa adalah
salah satu dari kebudayaan. Tanpa sebuah bahasa sesuatu itu tidak dapat disebut
kebudayaan. Tanpa bahasa sebuah kebudayaan tidak dapat diidentifikasi atau
tidak dapat dikenal. Dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa atau kebudayaan
saling berrhubungan dan berkaitan atau saling melengkapi satu sama lain.
Karena bahasa atau sistem bahasa adalah salah satu
unsur kebudayaan dan saling melengkapi satu sama lain, maka bahasa dapat
digunakan untuk melestarikan sebuah kebudayaan. Dalam melestarikan sebuah
kebudayaan dapat dilakukan dengan cara membiasakan diri dalam berbahasa dan
mewujudkan rasa cinta kepada bahasa. Jika kita ingin melestarikan kabudayaan
Jawa, maka kita harus membiasakan diri berbahasa Jawa. Jika kita ingin
mempelajari budaya Arab, maka kita harus belajar bahasa Arab. Jika kita ingin
mempersatukan nusa dan bangsa, maka bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
harus dikembangkan.
BAB III KESIMPULAN
Bahasa adalah suatu alat yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi, berbagi informasi, yang memiliki arti, makna, maksud, dan
tujuannya. Bahasa adalah sebagai simbol identitas suatu kebudayaan. Beragam
bahasa yang ada di dunia ini, beragam bahasa yang tersebar diseluruh penjuru
dunia, beragam pula kabudayaan-kebudayaan yang ada di seluruh dunia ini. Dengan
mempelajari sebuah bahasa, kita dapat melestarikan sebuah kebudayaan dan
mengenal sebuah kebudayaan. Dengan mempelajari berbagai bahasa dan kebudayaan
kita dapat mengenal beragam macam bahasa dan budaya untuk saling kenal mengenal
satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Haviland, H.W. 1985. Antropologi.(alih
bahasa R.G.Soekadijo). Jakarta: Erlangga
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa.
Jakarta: Balai Pustaka
Pursen, Van. 1988. Strategi Kebudayaan.
Yogyakarta: Kanisius
Sumber:
Haviland,
H.W. 1985. Antropologi.(alih bahasa R.G.Soekadijo). Jakarta:
Erlangga
Koentjaraningrat.
1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
Pursen,
Van. 1988. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Bahasa Dan Komunikasi Dalam Pelestarian Budaya "
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog ReadyyGo :
1. Kalimat atau Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk & Jenisnya.
4. Link Aktif atau Mati, Tidak Dipublikasikan & Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi.
6. Anda dapat request artikel lewat kolom komentar ini.
Terimakasih Atas Pengertiannya.